Langsung ke konten utama

Who are They


Catatan ABSURDnyAJI "Who are They"
Ketika Aji Absurd membuat catatan dengan judul yang mungkin tidak ada artinya.

Sinopsis dulu bro, biar terlihat kelen:
            Sebuah pengalaman try out seperempat hari di sekolah orang.
            Sinopsisnya kelen, ya?

            Tadi, kan aku try out, ya. Di sebuah SMA faforit di kotaku. Aku menunggu pengumuman hasil try out dengan berdiri seperti layaknya orang normal lain berdiri. Kampretnya, banyak cewek yang menatapku, sampai ada beberapa yang datang ke arahku. Heh... itulah asyiknya nongkrong di depan WC tamu.
            Entah mengapa aku merasa senang saat mengerjakan soal try out tadi. Mungkin efek pergantian nama yang aku derita di sana, ya. Namaku jadi simpel, sesimpel cintaku padamu, dari "Aji Tofa Nashblablabla" yang menuh-menuhin LJK. menjadi "Aji Thofa". Pakai "Th", bukan "Bh". Ingat itu. Saking ayiknya, hari itu aku lupa tanggal. Hampir saja aku tulis tanggal 28 lagi di LJKnya.
            "Apalah arti sebuah nama?" itu kampret banget, ya. Kamu nggak akan tahu siapa nama penjual somay di sekolahmu dengan di sekolahku. Kamu juga nggak tahu siapa nama pacar atau istrimu, ya? Semoga namanya Jessica. Atau malah nama istrimu Olga? Tanyakanlah sebelum semua itu terlambat.
            Entah mengapa sekarang, hidupku sudah bagaikan materi Stand Up Comedy "Rull of Three". Keajaiban angka 3.
            Setahun yang lalu, aku di rumah sakit ketemu cewek, cantik mukanya putih pucat memakai kursi roda. Tapi setelah sekian lama disampingnya aku pergi, tanpa tahu siapa namanya. Sampai rumah, kecewa.
            Belum lama ini, aku juga bertemu cewek cantik juga, berkerudung coklat tapi tidak memakai kursi roda. Sekian lama ada di dekatku. Aku malah pergi, tanpa tahu siapa namanya dan dari sekolah mana dia. Sampai rumah? kecewa lagi, lah.
            Aku tidur. Bermimpi duduk di sampingnya, cewek cantik itu. Dengan segala kekuatanku, kuberanikan diriku, untuk diam disampingnya. Entah itu seberapa lama. Tapi, setelah aku bangun, aku lupa mau nanya siapa namanya via mimpi yang indah ini. Sampai rumah? ya, kebetulan aku tidur di rumah.
            Ya, semoga salah satu dari mereka ada yang membaca catatan ini.
            Itu menunjukan, bahwa nama itu penting. Masa kamu sudah kelas 3 SMP bukannya mencari jati diri, malah sibuk mencari nama yang cocok. Apaan sih. Ya, intinya nama itu penting. Misalnya ada seorang guru biologi yang memanggil muridnya. Kebetulan, muridnya belum punya nama.
            "Hay, kamu, hatiku dag dig dug saat aku... Apaan sih. Silahkan ke depan?" ucap guru biologi.
            "Siapa, Bu?" jawab beberapa murid hampir serentak.
            "Iya, kamu. Mamalia betina yang duduk di sudut 93' belakang sendiri. Yang matanya berdaya kurang dari 5 watt, dan rambutnya bergenotif Kk, fenotifnya Keriting."
            "Oh, saya? Maaf, ya Bu, Saya belum punya nama?" jawab salah seorang murid tadi.
            "Oh, gitu ya? Tapi kamu dikotil apa monokotil? Kalau dikotil, kamu cocok dengan nama Alfin. Tapi, kalau seandanya kamu termasuk dalam monokotil, nama yang cocok untukmu adalah Marwoto."
            "Mangapa, mengapa namaku harus Marwoto? Tidaaak..." batin murid itu.
            "Kampret, cari mikroskop dulu saja bagaimana, Bu?" perintah murid tersebut dengan muka kehilangan harapan.

            Untuk mengakhiri catatan ini, aku akan menuliskan sebuah puisi. Penuh makna dengan kata-kata bermajas dan pemilihan sajaknya yang indah.
Judul   : CINTAKU
Karya   : Aku "setetes air di lepas Samudra Pasifik ditambah dengan Samudra Hindia"
Isi        :
CINTAKU...
Selesai.

Sekian puisiku, ada kurangnya minta maaf. Ada lebihnya, pasti anda membaca puisinya Chairil Anwar, ya?
Masih BINGUNG, ya? Yaitulah CINTAKU... BINGUNG.

            Bantul, 17 Maret 2013
            Saya AjiAbsurd, dan ternyata ini tanggal 17
            Salam Absurd.

        @tofa_ji
            Terimakasih untuk yang sudah berkenan membaca catatan absurd saya ini. Kritik dan saran anda sangat membantu saya.
Saya menulis catatan ini. Karena saya... e... hanya mau berbagi sebuah pengalaman, yang selayaknya tidak layak untuk dibagi-bagi. Tolong, share kalau bisa.
#SEMOGA SALAH SATU DARI MEREKA ADA YANG MEMBACA INI#
sumber: nama yang tertukar, lalu terabaikan. Lalu tertukar lagi. Lalu terabaikan lagi...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah-Kisah Kebetulan di Fargo

Bagaimana jadinya ketika bapak-bapak korban perundungan tidak sengaja curhat pada seorang pembunuh? Pembunuh itu segera memberi pelajaran pada perundung, mengajak bapak itu bangkit, dan melibatkannya dalam kasus pembunuhan lainnya.      Begitulah Serial Fargo, kata kuncinya adalah “tidak sengaja” yang akhirnya bermuara pada “kasus pembunuhan”. Serial TV ini selalu memberi gimik di awal episode, bahwa diadaptasi dari kejadian nyata, korban yang selamat namanya disamarkan dan bla-bla-bla, seolah ini berasal dari kisah nyata. Tapi terserah kalian mau percaya atau tidak. Yang jelas serial yang telah sampai season 4 ini diadaptasi dari sebuah film dengan judul yang sama “Fargo” yang rilis pada 1996. Film Fargo: latar waktu 1995 Jerry bernegosiasi dengan calon penculik ( sumber gambar )      Film ini bercerita tentang Jerry, seorang menantu resah karena bos yang juga merupakan mertuanya sering menyinggung ketidaksuksesan dirinya. Tanpa sepengetahuan istrinya, si menantu menyewa 2 orang kri

Mati di Jogjakarta beserta Alasannya

Mati di Jogjakarta , sebuah antologi cerpen karya Egha De Latoya. Masih ingat ketika di Bandung akhir tahun 2022, masuk Gramedia aku hanya berpikir bahwa perlu beli buku. Tidak tahu mau beli buku seperti apa, tapi yang jelas adalah buku fiksi. Sederhana, karena buku yang terkahir aku baca (bukan karena suatu tugas atau pekerjaan) adalah buku non fiksi, yaitu Filosofi Teras. Beberapa alasan akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini adalah: Kecil dan tidak tebal Mungkin kata “tidak tebal” lebih tepat diganti dengan “tipis”, tapi menurutku buku ini tidak tipis-tipis banget. Ini penting karena sampai tulisan ini aku ketik, aku masih tidak percaya diri akan bisa selesai membaca buku-buku tebal. Sepaket alasan, aku pikir ukuran yang kecil akan memuat tulisan yang tidak terlalu banyak dalam setiap halamannya. Sehingga target minimal membaca 10 halaman setiap hari tidak begitu berat. Remeh banget ya hehe . Aku juga sudah berpikir bahwa buku yang aku beli akan sering masuk tas dan dibaca

Budi Pekerti Coldplay di Plaza Senayan

 Sepuluh hari yang lalu, Rabu 15 November 2023, hari Coldplay tampil di Gelora Bung Karno. Saya jalan ke luar kantor, ke arah kerumunan calon penonton Coldplay, dan memutuskan untuk menonton Film Budi Pekerti di Plaza Senayan. Memang cara orang untuk mendapatkan kesenangan berbeda-beda. Ada orang yang senang dengan melihat artis luar negeri, orang yang berhasil mengundang artis luar negeri, orang yang senang dengan menghibur orang lain, orang yang senang berada dalam kerumunan, orang yang senang ketika berdagang dalam kerumunan, dan saya orang yang saat itu senang menghindari kerumunan. Bioskop di Plaza Senayan barang kali adalah bioskop paling eksklusif yang pernah saya datangi. Sepertinya tidak ada kecurigaan dari satpam melihat kemungkinan saya membawa makanan dalam tas yang berisi grill pan hadiah gathering yang siang itu saya ambil dari kantor. Bioskop pertama yang menolak uang tunai saya untuk membeli tiket. Bagus, padahal nominal yang harus saya bayar adalah 50000. Nominal y