Langsung ke konten utama

Tukang Bubur Suka Aji


Catatan Bat Boy "Tukang Bubur Suka Aji"
Ketika Aji Absurd mencoba tuk cTi4 wLoU cL4lu3 t'LcKit1.

        Dear, Deary... Deami, Deadi Kobuser, Deadi Kemfot, Deadi Mizwar, Deadi Fernando Tores, Lionel Deadi dan Dea-dea lainnya. Masih ingat dengan puisi yang pernah saya ketik dan menjadi fenomenal di kalangan pelajar yang malah sibuk memuji saya dengan kata "Galau, po?"

"Ku lari ke hutan, kemudian menyanyi uwh
Ku lari ke pantai, kemudian ku teriak uwh
Sepi dan sendiri, aku benci
Aku ingin bingar, aku mau ke pasar...#skip#
Atau aku harus lari ke hutan
Lalu belok ke pantai..?"

        Kelen, ya? ya jelas, lah. Itu puisinya Rangga di film AADC. Pasti nggak tau AADC, ya? Apalagi Rangga-nya. Ya, mudah saja, kalau kalian nggak tau Rangga itu seperti apa. Kalian cuma tinggal liat album foto profil fb saya, atau langsung cek di Kartu Pelajar saya. Rangga.
            Untungnya, teman-teman saya, khusunya yang cowok, banyak yang belum tau film AADC. Kalau udah tau. Mungkin pas guru olah raga nyuruh mereka buat lari mengelilingi sekolahan 3 kali putaran, ada yang nggak pulang. "Iwan, dimana Aji? Udah lama, nih?" "Nggak tau, Bu. Tadi dia bilang mau lari ke hutan, lalu belok ke pantai." Kampret, kan.
            Back to title. Entah bagaimana saya dapat menjuduli catatan ini dengan judul kelen seperti itu "Tukang Bubur Suka Aji". Itu semata bukan karena saya dan tukang bubur saling suka, bukan lho. Tapi bayangkan kalau judulnya "Tukang Bubur Naik Aji". Apa persepsimu?
            Ya, tolong yang di bawah judul itu abaikan saja. Karena itu adalah planning saya dulu, saat saya masih alay. Dan ingin menamai FB saya dengan pangkat itu, cTi4 wLoU cL4lu3 t'LcKit1. Kelen, ya?
            Ya, mungkin karena catatan-catatan saya dulu. Ada seorang teman cewek di dunia nyata yang sudah berani bilang di depan saya, kalau dirinya dan Bagas (itu yang audisi nyanyi Sabtu sore kemarin, itu IMB, Pildacil atau Idola Cilik? Idola Cilik, kan?). Kalau dirinya dan Bagas Idola Cilik itu kelen.
            So, pantas, ya. Kalau saya tersinggung. Dia belum tau, sih. Kalau sebenarnya saya juga ke... e, saya itu kelen, nggak, ya? Iya? OK, sip.
            Sebenarnya saya mau membahas film Indonesia. Tapi, berhubung teman saya kemarin bilang "Dapat salam kangen." Saya tanya "Dari siapa?" "Yayang." "Yayang, e... yayang siapa?" "Salam Kangen dari Yayang Subur." Kampret, dia lebih trending topic dari... dari siapa, ya? Dari nyanyiannya Dimzy, mungkin.
            Sebab itulah, saya akan membahas tentang... film anak-anak luar negeri, bro. Nggak ada hubungannya, ya? Bodo amat...
        Film anak-anak dari luar negeri itu, kampret, ya...
            1. Pinokio, dia mengajarkan kita untuk berbohong. Biar hidung yang dulunya pesek bisa mancung. Itu... itu kelen, ya.
            2. Cinderela and all friends, membuat para cowok saat ngliat cewek lagi mau jalan, khususnya saya buat minta tisu. Tisu digelar di lantai, lalu bilang "Kakimu tak pantas berintaraksi langsung dengan lantai ini, cantik."
        3. Si Kerudung Merah, yang baik hati tapi dikejar serigala. Membuat cewek-cewek jadi suka pakai kerudung merah... e, cewek berkerudung merah itu cantik, ya. Tapi kok kayaknya lebih cantik kalau berkerudung coklat aja, ya. Si Kerudung Coklat... kelen.
 
            Bantul, 31 Maret 2013
            Saya Aji Absurd, dan salam saya masih seperti biasa.
            Salam Absurd.

        @jijiajaja
#AKU UDAH KELEN, BRO?#
sumber: apaan, sih...
----------------

Muslim close Mic... kampret, ya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah-Kisah Kebetulan di Fargo

Bagaimana jadinya ketika bapak-bapak korban perundungan tidak sengaja curhat pada seorang pembunuh? Pembunuh itu segera memberi pelajaran pada perundung, mengajak bapak itu bangkit, dan melibatkannya dalam kasus pembunuhan lainnya.      Begitulah Serial Fargo, kata kuncinya adalah “tidak sengaja” yang akhirnya bermuara pada “kasus pembunuhan”. Serial TV ini selalu memberi gimik di awal episode, bahwa diadaptasi dari kejadian nyata, korban yang selamat namanya disamarkan dan bla-bla-bla, seolah ini berasal dari kisah nyata. Tapi terserah kalian mau percaya atau tidak. Yang jelas serial yang telah sampai season 4 ini diadaptasi dari sebuah film dengan judul yang sama “Fargo” yang rilis pada 1996. Film Fargo: latar waktu 1995 Jerry bernegosiasi dengan calon penculik ( sumber gambar )      Film ini bercerita tentang Jerry, seorang menantu resah karena bos yang juga merupakan mertuanya sering menyinggung ketidaksuksesan dirinya. Tanpa sepengetahuan istrinya, si menantu menyewa 2 orang kri

Mati di Jogjakarta beserta Alasannya

Mati di Jogjakarta , sebuah antologi cerpen karya Egha De Latoya. Masih ingat ketika di Bandung akhir tahun 2022, masuk Gramedia aku hanya berpikir bahwa perlu beli buku. Tidak tahu mau beli buku seperti apa, tapi yang jelas adalah buku fiksi. Sederhana, karena buku yang terkahir aku baca (bukan karena suatu tugas atau pekerjaan) adalah buku non fiksi, yaitu Filosofi Teras. Beberapa alasan akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini adalah: Kecil dan tidak tebal Mungkin kata “tidak tebal” lebih tepat diganti dengan “tipis”, tapi menurutku buku ini tidak tipis-tipis banget. Ini penting karena sampai tulisan ini aku ketik, aku masih tidak percaya diri akan bisa selesai membaca buku-buku tebal. Sepaket alasan, aku pikir ukuran yang kecil akan memuat tulisan yang tidak terlalu banyak dalam setiap halamannya. Sehingga target minimal membaca 10 halaman setiap hari tidak begitu berat. Remeh banget ya hehe . Aku juga sudah berpikir bahwa buku yang aku beli akan sering masuk tas dan dibaca

Budi Pekerti Coldplay di Plaza Senayan

 Sepuluh hari yang lalu, Rabu 15 November 2023, hari Coldplay tampil di Gelora Bung Karno. Saya jalan ke luar kantor, ke arah kerumunan calon penonton Coldplay, dan memutuskan untuk menonton Film Budi Pekerti di Plaza Senayan. Memang cara orang untuk mendapatkan kesenangan berbeda-beda. Ada orang yang senang dengan melihat artis luar negeri, orang yang berhasil mengundang artis luar negeri, orang yang senang dengan menghibur orang lain, orang yang senang berada dalam kerumunan, orang yang senang ketika berdagang dalam kerumunan, dan saya orang yang saat itu senang menghindari kerumunan. Bioskop di Plaza Senayan barang kali adalah bioskop paling eksklusif yang pernah saya datangi. Sepertinya tidak ada kecurigaan dari satpam melihat kemungkinan saya membawa makanan dalam tas yang berisi grill pan hadiah gathering yang siang itu saya ambil dari kantor. Bioskop pertama yang menolak uang tunai saya untuk membeli tiket. Bagus, padahal nominal yang harus saya bayar adalah 50000. Nominal y