Langsung ke konten utama

Istilah dalam StandUpComedy (01)


Teknik Dasar
Set-Up, Punch-Line, dan Bit.

Sumber: “blog”
                Grup Stand Up Comedy on Facebook ini kayaknya udah mulai kesepian. Jarang dibelai, kayak jabelai. Kok saya tahu? Ya, karena saya juga gak sering buka grup ini. Cerita sekilas aja, ya. Akhir-akhir ini, teman-teman saya minta pada saya, kayak ngejek saya gitu “Aji, ajarin Ngelawak, dong. Stand Up, Stand Up....”
            Muke lu StandUp, saya mau omong apa coba? Seimprov-improv-nya saya, saya sulit kalau disuruh dadakan banget. Paling tidak kita harus punya Bit dulu.
            Apa itu Bit? Setahu saya Bit itu adalah materi StandUp Comedy, yang pasti ada unsur dan terdiri atas Set Up dan Punch Line.
            Lalu apa itu Set Up dan Punc Line?
            Set Up itu bagian pembuka sebuah bit. Yang kalau nggak lucu, ya memang nggak harus lucu. Karena yang harus lucu itu Punc Line-nya. Tapi, tetap saja Set Up yang baik dan benar akan mempengaruhi daya ledak sebuah bit, karena bisa membuat pendengar/penontonnya tahu, tentang apa bit-nya itu. Cinta, Iklan, Film atau yang lainnya.
            Sedangkan Punch Line adalah bagian lucu pada suatu bit, yang akan membuat pecah suasana dengan tawa penonton. Dan, tawa penonton itu juga berguna buat comic untuk menyajikan bit selanjutnya.
            Lalu apa itu Comic? Buku cerita bergambar? atau Obat batuk? Ya, saya ulas pada kesempatan yang akan datang.
            Ya, kalau ada salah, tolong kritiknya, ya. Masalahnya beberapa blog yang saya buka nggak mendiskripsikan secara lengkap, terutama pada masalah Bit.
            Ada yang mau Request? Terimakasih untuk Bang Yos, atas blog-nya sebagai salah satu referensi saya... alamat: “http://yosfredix53.blogspot.com/2013/04/yok-belajar-istilah-istilah-di-dunia.html”

@danMasihAji

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah-Kisah Kebetulan di Fargo

Bagaimana jadinya ketika bapak-bapak korban perundungan tidak sengaja curhat pada seorang pembunuh? Pembunuh itu segera memberi pelajaran pada perundung, mengajak bapak itu bangkit, dan melibatkannya dalam kasus pembunuhan lainnya.      Begitulah Serial Fargo, kata kuncinya adalah “tidak sengaja” yang akhirnya bermuara pada “kasus pembunuhan”. Serial TV ini selalu memberi gimik di awal episode, bahwa diadaptasi dari kejadian nyata, korban yang selamat namanya disamarkan dan bla-bla-bla, seolah ini berasal dari kisah nyata. Tapi terserah kalian mau percaya atau tidak. Yang jelas serial yang telah sampai season 4 ini diadaptasi dari sebuah film dengan judul yang sama “Fargo” yang rilis pada 1996. Film Fargo: latar waktu 1995 Jerry bernegosiasi dengan calon penculik ( sumber gambar )      Film ini bercerita tentang Jerry, seorang menantu resah karena bos yang juga merupakan mertuanya sering menyinggung ketidaksuksesan dirinya. Tanpa sepengetahuan istrinya, si menantu menyewa 2 orang kri

Mati di Jogjakarta beserta Alasannya

Mati di Jogjakarta , sebuah antologi cerpen karya Egha De Latoya. Masih ingat ketika di Bandung akhir tahun 2022, masuk Gramedia aku hanya berpikir bahwa perlu beli buku. Tidak tahu mau beli buku seperti apa, tapi yang jelas adalah buku fiksi. Sederhana, karena buku yang terkahir aku baca (bukan karena suatu tugas atau pekerjaan) adalah buku non fiksi, yaitu Filosofi Teras. Beberapa alasan akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini adalah: Kecil dan tidak tebal Mungkin kata “tidak tebal” lebih tepat diganti dengan “tipis”, tapi menurutku buku ini tidak tipis-tipis banget. Ini penting karena sampai tulisan ini aku ketik, aku masih tidak percaya diri akan bisa selesai membaca buku-buku tebal. Sepaket alasan, aku pikir ukuran yang kecil akan memuat tulisan yang tidak terlalu banyak dalam setiap halamannya. Sehingga target minimal membaca 10 halaman setiap hari tidak begitu berat. Remeh banget ya hehe . Aku juga sudah berpikir bahwa buku yang aku beli akan sering masuk tas dan dibaca

Budi Pekerti Coldplay di Plaza Senayan

 Sepuluh hari yang lalu, Rabu 15 November 2023, hari Coldplay tampil di Gelora Bung Karno. Saya jalan ke luar kantor, ke arah kerumunan calon penonton Coldplay, dan memutuskan untuk menonton Film Budi Pekerti di Plaza Senayan. Memang cara orang untuk mendapatkan kesenangan berbeda-beda. Ada orang yang senang dengan melihat artis luar negeri, orang yang berhasil mengundang artis luar negeri, orang yang senang dengan menghibur orang lain, orang yang senang berada dalam kerumunan, orang yang senang ketika berdagang dalam kerumunan, dan saya orang yang saat itu senang menghindari kerumunan. Bioskop di Plaza Senayan barang kali adalah bioskop paling eksklusif yang pernah saya datangi. Sepertinya tidak ada kecurigaan dari satpam melihat kemungkinan saya membawa makanan dalam tas yang berisi grill pan hadiah gathering yang siang itu saya ambil dari kantor. Bioskop pertama yang menolak uang tunai saya untuk membeli tiket. Bagus, padahal nominal yang harus saya bayar adalah 50000. Nominal y