Langsung ke konten utama

This Ball of Mud and Meanness [Gotham S02 E14]

 Review ini berbahasa Indonesia, peringatan spoiler untuk yang belum nonton. Episode kali ini sungguh banyak yang di luar prediksi saya pada review sebelumnya. Dari judulnya, saya belum tau maksudnya apa. Tapi yang jelas dalam episode kali ini terdapat banyak kata “permainan” yang diucapkan oleh bebarapa karakter yang berbeda kasus, seperti Nygma, Alfred, dan Hugo kalau gak salah. Langsung saja mulai review-nya.

Apakah dia Jerome Valeska (ada di Indian Hill)? Apakah setelah Victor mendapat setelan beku dari Indian Hill ia akan membantu mereka? Atau malah ia akan mengkhianati dan meninggalkan Indian Hill? Atau ia mencoba bunuh diri lagi? Akankah Indian Hill tanpa menunggu lama dapat menghidupkan mereka?

 Boro-boro memperlihatkan jasad para villian, pada episode kali ini tidak satu pun scene pun bagian tentang Indian Hill yang diperlihatkan.

Apalagi yang akan mereka lakukan pada Penguin? Dapatkah Pinguin lari dari mereka? Terlihat aktivitas Hugo Strange dan Peabody hanya terfokus pada penelitian Penguin di Arkham. Entah apa yang direncanakan mereka terhadap Oswald Cobblepot, tapi setelah banyak mengalami penyiksaan mental. Akhirnya Penguin terlihat bersahabat walaupun dengan napi lain yang sempat membantingnya pada tes es krim (kemungkinan dia Aaron).

 Merasa perilaku Pinguin sudah seperti yang Hugo harapkan, mereka pun membebaskan Penguin dari Arkham. Entah apa yang direncanakan Hugo pada Penguin yang menurut saya belum waras betul. Tapi saya harap Penguin sebenarnya hanya membohongi mereka tentang perilakunya (kemungkinan 30%, lah). Kalau pun Oswald memang mengalami mental yang turun dan sifatnya berubah. Itu menunjukkan cerita Gotham masih panjang.

 Sedikit penilaian pribadi, awalnya saya tidak suka sosok Penguin yang sok penguasa di film-film Batman. Tapi setelah melihat masa lalu-nya, ternyata karakter ini memang pantas menjadi penguasa sisi gelap Gotham.

 Apakah dalam waktu dekat Bruce berhasil menemukan Matches dan membunuhnya? Atau paling tidak ia sudah mendapat pistol dan telah bisa menembak? Pertanyaan ini selesai dijawab dalam episode ini, teman-teman. Padahal saya pikir dan saya harapkan itu masih agak lama, lah. Kronologinya Selina memberikan pistol pada Bruce. Bruce dan Alfred mendatangi partner Malone Matches, Cupcake, yang ternyata Cupcake pembentuk tempat atau organisasi bernama Mutan. Kayaknya ‘mutan’ memang hanya sekedar nama geng jalanan. Tapi kayaknya organisasi ini akan membesar di Gotham.

Alfred harus mengalahkan Cupcake untuk mendapatkan informasi ke Matches. Alfred berhasil mengalahkannya, walau ia harus mondok lagi. Memanfaatkan keadaan Alfred, Bruce pun mencari Malone ke sebuah bar ‘Calestia Garden’, ia bertemu Jeri, yang tanpa susah memberi tahu keberadaan Matches. Kayaknya ‘Calestia Garden’ itu bar yang mengidolakan villain-villain, didukung dengan make up Jeri yang mirip Harley Quinn, dan proyektor yang menyorot gambar-gambar narapidana Arkham yang kabur.

Malam itu juga, Bruce mendatangi apartemen Matches. Ia mendapati Matches adalah orang yang sudah tua, sama seperti Jeri. Dari percakapan mereka dapat disimpulkan Matches memang seorang pembunh bayaran, yang membunuh berbagai jenis manusia, serta pertemuan tersebut telah melewati 2 tahun sejak kematian orang tua Wayne, dan entah secara sadar atau tidak ia mengaku telah membunuh Wayne. Tapi ia tidak ingat dengan Bruce Wayne dan ia tidak iangat(atau tidak mau bilang) ia membunuh karena apa.

Melihat Bruce yang siap menembakkan pistolnya kearah Matches, Matches hanya diam dan pasrah, ia bilang kalau ia telah menunggu situasi seperti ini ‘dibunuh oleh Bruce’. Bruce pun keluar meninggalkan pistolnya dengan Matches di dalam. Belum sempat Bruce turun dari tangga dan Jim Gordon menemui Bruce, suara pistol terdengar. Matches bunuh diri.

Sejak bertemu dengan Matches, menurutku motivasi Bruce untuk menjadi Batman sudah semakin jelas. Bukan lagi hanya sekedar obsesi menemukan dalang pembunuhan orang tuanya, tapi juga untuk melindungi warga Gotham dari berbagai bentuk kejahatan. Bruce memutuskan untuk meninggalkan rumahnya, dan hidup bersama Cat Selina di jalanan.

Pindah ke permasalahan GCPD. Kasus baru muncul. Dr. Lee mulai curiga dengan kepergian Kristen Kringle dan menyuruh Jim Gordon untuk menyelidikinya. Karena sifat Ed Nygma yang selalu terobsesi dengan prasangka yang semakin berlebihan, ia menganggap Jimbo akan menangkapnya dan sekarang ia hanya berpura-pura tidak tahu. Padahal setauku Jim memang gak tau. Tapi yang jelas di akhir episode, terlihat Nygma mulai membuat rencana pada Jimbo.

Apakah Bruce akan bertahan lama di jalanan? Apa yang direncakan Hugo selanjutnya? Apakah bebasnya Penguin adalah tipu daya actingnya? Apa yang sedang direncakan Nygma?

Kita tunggu episode 15. Prediksiku sih, episode selanjutnya akan banyak membahas Ed Nygma. Maaf kalau semakin membingungkan. Maaf juga kalau ada penulisan nama, tempat atau cerita yang ternyata salah. Karena itu yang saya tahu dan saya pahami dari episode Gotham kali ini. Tentu saja, saya berharap kritik, saran dan pesan dari kalian. Thanks.



Bantul, 16 Maret 2016

6/10 untuk episode kali ini... haha



Aji Tofa (fb) / @ajiabsrud_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah-Kisah Kebetulan di Fargo

Bagaimana jadinya ketika bapak-bapak korban perundungan tidak sengaja curhat pada seorang pembunuh? Pembunuh itu segera memberi pelajaran pada perundung, mengajak bapak itu bangkit, dan melibatkannya dalam kasus pembunuhan lainnya.      Begitulah Serial Fargo, kata kuncinya adalah “tidak sengaja” yang akhirnya bermuara pada “kasus pembunuhan”. Serial TV ini selalu memberi gimik di awal episode, bahwa diadaptasi dari kejadian nyata, korban yang selamat namanya disamarkan dan bla-bla-bla, seolah ini berasal dari kisah nyata. Tapi terserah kalian mau percaya atau tidak. Yang jelas serial yang telah sampai season 4 ini diadaptasi dari sebuah film dengan judul yang sama “Fargo” yang rilis pada 1996. Film Fargo: latar waktu 1995 Jerry bernegosiasi dengan calon penculik ( sumber gambar )      Film ini bercerita tentang Jerry, seorang menantu resah karena bos yang juga merupakan mertuanya sering menyinggung ketidaksuksesan dirinya. Tanpa sepengetahuan istrinya, si menantu menyewa 2 orang kri

Mati di Jogjakarta beserta Alasannya

Mati di Jogjakarta , sebuah antologi cerpen karya Egha De Latoya. Masih ingat ketika di Bandung akhir tahun 2022, masuk Gramedia aku hanya berpikir bahwa perlu beli buku. Tidak tahu mau beli buku seperti apa, tapi yang jelas adalah buku fiksi. Sederhana, karena buku yang terkahir aku baca (bukan karena suatu tugas atau pekerjaan) adalah buku non fiksi, yaitu Filosofi Teras. Beberapa alasan akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini adalah: Kecil dan tidak tebal Mungkin kata “tidak tebal” lebih tepat diganti dengan “tipis”, tapi menurutku buku ini tidak tipis-tipis banget. Ini penting karena sampai tulisan ini aku ketik, aku masih tidak percaya diri akan bisa selesai membaca buku-buku tebal. Sepaket alasan, aku pikir ukuran yang kecil akan memuat tulisan yang tidak terlalu banyak dalam setiap halamannya. Sehingga target minimal membaca 10 halaman setiap hari tidak begitu berat. Remeh banget ya hehe . Aku juga sudah berpikir bahwa buku yang aku beli akan sering masuk tas dan dibaca

Budi Pekerti Coldplay di Plaza Senayan

 Sepuluh hari yang lalu, Rabu 15 November 2023, hari Coldplay tampil di Gelora Bung Karno. Saya jalan ke luar kantor, ke arah kerumunan calon penonton Coldplay, dan memutuskan untuk menonton Film Budi Pekerti di Plaza Senayan. Memang cara orang untuk mendapatkan kesenangan berbeda-beda. Ada orang yang senang dengan melihat artis luar negeri, orang yang berhasil mengundang artis luar negeri, orang yang senang dengan menghibur orang lain, orang yang senang berada dalam kerumunan, orang yang senang ketika berdagang dalam kerumunan, dan saya orang yang saat itu senang menghindari kerumunan. Bioskop di Plaza Senayan barang kali adalah bioskop paling eksklusif yang pernah saya datangi. Sepertinya tidak ada kecurigaan dari satpam melihat kemungkinan saya membawa makanan dalam tas yang berisi grill pan hadiah gathering yang siang itu saya ambil dari kantor. Bioskop pertama yang menolak uang tunai saya untuk membeli tiket. Bagus, padahal nominal yang harus saya bayar adalah 50000. Nominal y