Langsung ke konten utama

Nopek Juara SUCI IX

pengennya netizen sih

Lima besar SUCI IX diisi oleh Ate, Egi, Rio, Ali, dan Nopek. Dari kelima finalis tersebut, 2 orang yang banyak digadang-gadang jadi juara oleh netizen adalah Nopek dan Ali. Apakah akan terbukti?

Pada episode kali ini (9 April), finalis mendapat 2 sesi penampilan. Sesi pertama bertema bebas, tema yang sangat disukai dan memang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh finalis season ini. Sedangkan sesi kedua bertemakan Roast of Aldi Taher, yang tidak kalah dar der dor plung dyeng pyar.

Berikut sekilas topik penampilan di tema bebas: Ate resah dengan kebiasaan finalis lain yang ngambil premis terlalu dekat dan sering pakai meta komedi; Rio khawatir kalau karirnya naik palingan cuma jadi satpam di lantai 2; Nopek yang keberatan beban ekspektasi penonton; Egi yang berhasil menjilat juri; dan Ali menyimulasikan sesi close mic. Quote yang paling berkesan buat saya dari sesi ini adalah materi Ali Akbar yang kata Pandji mematahkan anggapan klise masyarakat tentang keluar dari kompetisi adalah kompetisi yang sesungguhnya, yang kurang lebih "Bagaimana mau bertahan di kompetisi sesungguhnya, kalau dalam kompetisi SUCI saja kalian gagal?" Cuaaakkkz...

Mengejutkannya, semuanya lucu, lucu semuanya. Tapi yang tidak kalah mengejutkannya, 2 finalis yang digadang-gadang final (oleh netizen dan Dinar Candy), Nopek dan Ali, ternyata mendapat komentar yang kurang baik di sesi pertama dibanding 3 finalis biasa.

Komentar kurang baik dari juri di sesi 1 ternyata dapat mereka berdua atasi dengan sesi 2 yang sangat bagus. Tapi sayangnya finalis lain juga bisa memanfaatkan sesi Roast of Aldi Taher dengan sangat baik pula. Entah di sesi ini memperlihatkan bahwa para finalis memang telah matang dan jeli mencari materi, atau memang Aldi Taher yang punya terlalu banyak aib untuk ditertawakan. Padahal setelah Ate membuka sesi 2 dengan observasi yang waw, sempat kepikiran apa lagi yang bakal dibahas finalis lain, kasian finalis terakhir kalau materinya sudah dibahas duluan. Ternyata tidak, semuanya tetap lucu lucu lucu. Bahkan premis dekat dan meta komedi sebagai ciri khas seasoni ini muncul kembali, terdapat beberapa finalis yang terasa jujur tidak kesulitan mencari aib Aldi Taher untuk materi. Saking senangnya mendengar cacian untuk Aldi, Dinar Candy memberikan 1 juta untuk masing-masing finalis.

Sebagai juri tamu, Aldi Taher tidak hanya pasif menerima bakaran dari para finalis. Sesi komentarnya, respon juri lain, dan kebencian Dinar pada Aldi menambah tawa episode kali ini. Beberapa kali Aldi sempat hackling penampilan finalis (bahkan close mic juga dihackling), namun para finalis dengan apik dapat mengatasinya.

Sampai akhirnya Rio dinyatakan sebagai finalis terbaik di episode kali ini, dan yang keluar adalah... Nopek. Tentu tebakan Ben Dhanio dan prediksi saya bahwa Nopek bakal masuk 3 besar di tulisan sebelumnya salah. Tapi ya memang begitulah SUCI, juri menilai apa yang ditampilkan di masing-masing episode (mungkin juga dibandingkan penampilan mereka di episode sebelumnya), serta yang paling penting adalah dibandingkan dengan penampilan finalis lain di episode tersebut.

Tapi pas liat komentar live netizen di siaran SUCI IX ketika Nopek close mic, saya heran masih ada saja netizen yang komen dengan nada "Segera unsub YouTube SUCI" "Gak akan nonton SUCI lagi" kalau Nopek close mic. Saya sendiri sih santai, palingan minggu depan mereka yang komen gitu tetap nonton lagi. Tapi kadang juga bisa kita lihat, bahwa memang ada orang-orang yang secara khusus suka nonton stand up comedy itu karena komika yang tampil, bukan hanya sekadar karena kompetisinya.

Tapi yang penting SUCI masih ada dan kita bisa menikmati dengan mudah live di Youtube. Apresiasi untuk mbak Yuki Kato yang terlihat menikmati mengospek Rigen sebagai MC baru. Dibanding komposisi MC Uus-Yuki, saya pribadi lebih suka Yuki-Rigen. Walau terlihat Yuki banyak belajar dari Uus, tapi Yuki bisa terlihat bagus tanpa adanya Uus.

Funfact, fakta tidak penting, dengan keluarnya Nopek, 4 besar SUCI IX nama panggilan finalisnya hanya 3 huruf semua. Untuk prediksi selanjutnya, gak saya tidak mau prediksi. Karena ternyata gak ada gunanya. Tapi kalau komika yang aku jagoin jadi juara ya Egi Haw, biar dapat laptop dari Radit untuk mbenerin genteng.

 

10 April 2021 - @ajitof

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah-Kisah Kebetulan di Fargo

Bagaimana jadinya ketika bapak-bapak korban perundungan tidak sengaja curhat pada seorang pembunuh? Pembunuh itu segera memberi pelajaran pada perundung, mengajak bapak itu bangkit, dan melibatkannya dalam kasus pembunuhan lainnya.      Begitulah Serial Fargo, kata kuncinya adalah “tidak sengaja” yang akhirnya bermuara pada “kasus pembunuhan”. Serial TV ini selalu memberi gimik di awal episode, bahwa diadaptasi dari kejadian nyata, korban yang selamat namanya disamarkan dan bla-bla-bla, seolah ini berasal dari kisah nyata. Tapi terserah kalian mau percaya atau tidak. Yang jelas serial yang telah sampai season 4 ini diadaptasi dari sebuah film dengan judul yang sama “Fargo” yang rilis pada 1996. Film Fargo: latar waktu 1995 Jerry bernegosiasi dengan calon penculik ( sumber gambar )      Film ini bercerita tentang Jerry, seorang menantu resah karena bos yang juga merupakan mertuanya sering menyinggung ketidaksuksesan dirinya. Tanpa sepengetahuan istrinya, si menantu menyewa 2 orang kri

Mati di Jogjakarta beserta Alasannya

Mati di Jogjakarta , sebuah antologi cerpen karya Egha De Latoya. Masih ingat ketika di Bandung akhir tahun 2022, masuk Gramedia aku hanya berpikir bahwa perlu beli buku. Tidak tahu mau beli buku seperti apa, tapi yang jelas adalah buku fiksi. Sederhana, karena buku yang terkahir aku baca (bukan karena suatu tugas atau pekerjaan) adalah buku non fiksi, yaitu Filosofi Teras. Beberapa alasan akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini adalah: Kecil dan tidak tebal Mungkin kata “tidak tebal” lebih tepat diganti dengan “tipis”, tapi menurutku buku ini tidak tipis-tipis banget. Ini penting karena sampai tulisan ini aku ketik, aku masih tidak percaya diri akan bisa selesai membaca buku-buku tebal. Sepaket alasan, aku pikir ukuran yang kecil akan memuat tulisan yang tidak terlalu banyak dalam setiap halamannya. Sehingga target minimal membaca 10 halaman setiap hari tidak begitu berat. Remeh banget ya hehe . Aku juga sudah berpikir bahwa buku yang aku beli akan sering masuk tas dan dibaca

Budi Pekerti Coldplay di Plaza Senayan

 Sepuluh hari yang lalu, Rabu 15 November 2023, hari Coldplay tampil di Gelora Bung Karno. Saya jalan ke luar kantor, ke arah kerumunan calon penonton Coldplay, dan memutuskan untuk menonton Film Budi Pekerti di Plaza Senayan. Memang cara orang untuk mendapatkan kesenangan berbeda-beda. Ada orang yang senang dengan melihat artis luar negeri, orang yang berhasil mengundang artis luar negeri, orang yang senang dengan menghibur orang lain, orang yang senang berada dalam kerumunan, orang yang senang ketika berdagang dalam kerumunan, dan saya orang yang saat itu senang menghindari kerumunan. Bioskop di Plaza Senayan barang kali adalah bioskop paling eksklusif yang pernah saya datangi. Sepertinya tidak ada kecurigaan dari satpam melihat kemungkinan saya membawa makanan dalam tas yang berisi grill pan hadiah gathering yang siang itu saya ambil dari kantor. Bioskop pertama yang menolak uang tunai saya untuk membeli tiket. Bagus, padahal nominal yang harus saya bayar adalah 50000. Nominal y