Peristiwa Akhir Juli
Sebuah pengalaman selama 2 hari 1 malam
Nama saya Aji. Akhir Juli ini menjadi hari yang penuh dengan
peristiwa, yang mungkin tidak bisa saya tulis dengan lengkap.
Peristiwa Pertama: Puasa, Selasa, 30 Juli 2013
Sekarang
saya bersekolah di SMK N 2 Yogyakarta. Sekolah dengan banyak
sekali perubahan nama. Tapi saya tidak akan membahasnya sekarang.
Sekolah
saya itu nggak pulang-pulang, man. Karena yang pulang itu murid, guru dan
karyawannya. Bukan sekolahnya.
Menjadi “Pelajar
Yogyakarta” yang punya rumah di Bantul itu membuat saya yang
biasanya sekolah cuma jalan kaki, bersepeda dan kadang diantar jemput. Sekarang
harus pulang sekolah dengan menggunakan Bus. Bus, angkutan umum. Bukan bus
pribadi. Emang saya apa-apaan, punya bus sendiri.
Singkat
cerita, saat di bus. Waktu itu sudah sampai daerah Masjid Agung Bantul.
Sedangkan rumah saya ada di daerah Pandak, Bantul. Ya, masih sekitar setengah
jam lagi deh kalau pakai bus. Saya pun menyempatkan untuk tidur sebentar. Maklum
ngantuk, lagi puasa dan tadi malam tidur larut malam.
#SKIP.
“Sapuangin...” teriak kondektur bus yang bus-nya saya tumpangi. Mendengar
teriakan kondektur, saya pun akhirnya bangun. Owh, ternyata baru sampai
Sapuangin, ya?
KAMPRET,
SUDAH SAMPAI SAPUANGIN..?!!! Saya pun langsung turun dari bus mengikuti
penumpang lain yang juga mau turun.
Catatan:
Sapuangin berjarak lebih jauh sekitar 4 kilometer-an dari pada Pandak(tempat
tujuan saya) kalau ditempuh dari Kota Bantul(Masjid Agung Bantul, tempat saya
tidur tadi)
Saya pun
berjalan(berjalan kaki) kambali menuju Pandak. Lucu, ya? Nggak, man. Hari itu
saya dalam keadaan nggak sahur. Mana panas sekali, banyak debu, nggak pakai
jaket, tas mau pedot dan didukung dengan keadaan rambut yang semi botak. Belum
lagi pandangan orang-orang yang lihat saya. Perih, man.
Tapi
akhrirnya ada orang yang iba melihat saya, terus saya dibonceng-nya pakai
motor. Tapi nggak sampai rumah, saya masih harus berjalan lebih dari 1 km lagi
untuk bisa pulang.
Peristiwa kedua: Buka, Selasa, 30 Juli 2013
Buka
puasa. Saya baru sadar kalau besok Rabu, saya harus mengumpulkan tugas Media
Transmisi. Padahal saya belum nge-print tugas itu. Padahal nanti saya harus
ikut tadarus. Padahal, saya masih lelah akibat perjalanan tadi siang.
Ba’da
Tarawih, saya membawa cardreader(cardreader atau cardrider, sih?) untuk mencari
tempat foto-copy-an yang bisa nge-print. Saya pun langsung keluar rumah,
bergegas menggunalan motor stars. Baru sampai pasar jodog(nggak ada 1 km, dari
rumah) lampu motor malah mati.
Terpaksa
dengan penerangan seadanya. Ada lampu tapi nggak nyala. Pencarian saya
lanjutkan. Susah banget, foto copy-an yang biasa-nya udah tutup, lanjut foto
copy-an yang masih buka nggak bisa ngeprint. Ada satu foto copy-an yang bisa
nge-print. Tapi print-nya rusak.
Lama banget
saya mencarinya, cuma pakai baju seadanya, kedinginan, lampu motor mati, hampir
nabrak orang. Dan yang terakhir, jari tangan kanan kecuali jempol, keram semua.
Tapi
akhirnya jam 10an, saya diajak nge-print di balai desa oleh Bapak saya. Walau
hasil print-print-annya kurang bagus. Tapi mau gimana lagi.
Peristiwa kedua: Sahur, Rabu, 31 Juli 2013
Saat sahur, saya diberi kabar oleh Ibu
saya. Kalau ternyata saudara saya lagi kritis di rumah sakit Sarjito. Lebih
jauh sedikit dari SMK sekolah saya. Dan Bapak saya sedang ada di sana sejak
tadi jam 2.
Otomatis,
Bapak tidak bisa mengantar saya berangkat sekolah. Untungnya, masih ada saudara
saya yang belum ke rumah sakit untuk menjaga saudara saya yang masih kritis.
Akhirnya, saya diantar oleh saudara saya itu sekalian mau menjenguk saudara
saya yang masih kritis di Sarjito.
Saking
ribet-nya hari itu. Sampai di sekolah, saya lupa bawa ikat pinggang dan dasi.
Yaudah.
Bantul, 5
Agustus 2013
@danMasihAji
#Masih Ngantuk#
Komentar
Posting Komentar