Langsung ke konten utama

Ada Apa Dengan Cinderella


Cerita FiksinyAji "Ada Apa Dengan Cinderella"
Spesial Hari Kartini.

        Kali ini saya akan mengajak kalian untuk berpikir sejenak. Memikirkan hal yang mungkin, e... mungkin memang gak pantas untuk dipikirkan. Contohnya Cinderella, Ada Apa Dengan Cinderella? Mengapa di bulan April ini, bukan RA Kartini? Ya, karena Cinderella itu huruf depannya C. Masa Cartini? #ini gak lucu
            ^^^
            One upon a time, dengan gaun mewah dari Ibu Perinya. Cinderella datang ke rumah Pangeran. Sebut saja Pangeran Saccaromces Wentii. Ternyata, disana ada pesta dansa. Karena tidak memakai sepatu, Cinderella malu.
            Candrina... kok kamu sedih?” tanya Ibu Peri. “Saya Cinderella, Bu.” Jawab Cinderella “Saya malu, Bu. Serandal saya jelek. Saya cuma pakai serandal plastik yang bertatakan emas 23 karat di setiap sisi serampatnya dan free hotspot area. Saya butuh sepatu kaca, Bu.”
            “Ok, kalau itu maumu.” Ucap Ibu Peri sambil kroprol “Dengan kekuatan bioteknologi konvensional. Kaca spion ini akan berubah menjadi sepatu kaca.”
            Ya, begitulah. Akhirnya Cinderella punya sepatu kaca, walau pun sepatu kaca model hip-hop.
            Lalu, Pangeran Saccaromces Wentii berdansa dengan Cinderella. Sampai akhirnya, Cinderella melihat jam tabletnya menunjukan pukul 12 malam. Dia pun pergi begitu saja, sampai tidak mempedulikan sepatu kaca kanannya yang tertinggal. Tapi tetap, dia sempat bilang “Pangeran... Wassalammualaikum....”
            “Tapi sepatumu?” teriak Pangeran. Cinderella pun datang kembali untuk mengambil sepatunya. Dan berjalan pergi lagi.
            “Cuma gitu aja? Kamu mau kemana Cinderella?” ucap Pangeran lagi.
“Maaf, Pangeran. Waktu yang memisahkan kita. Saya harus belajar lagi.” Jawab Cinderella di depan muka Pangeran “Saya sebenarnya besok mau Ujian Nasional. Do’ain saya, ya Bang.”
            Akhirnya, dengan sepatu kaca hiphopnya Cinderella menjalani UN dengan lancar. Dia lulus dengan hasil memuaskan. Lalu dia memfollow twitter @atafhugu , dan unfollow twitternya @PW_Sacc.
            Di sisi lain. Dengan galau, Pangeran membuat sebuah poem. #poem itu puisi

Kau bidadariku
Mengapa kau unfollow twitterku
Apa aku terlalu sehat untukmu

Salah gue...
Salah bapak gue...
Salah twitternya presiden gue...

Pecahkan saja sepatumu
Unfollow aja twitterku
Tapi, follback twitter @atafhugu

TAMAT
^^^
            Ya beginilah kalau saya buat cerpen. Kisah romantis bisa jadi mistis. Tapi ini bukanlah efek rumah kaca. Melainkan efek Ujian Nasional. Semoga ada media atau penerbit yang melirik, lalu saling bertatapan, setelah itu kenalan. Jadian, deh.
            Bantul, 25 April 2013
            Saya Aji Absurd, apa bisa dibilang cerpen?
            Salam Absurd.

        @atafhugu
            Ini cuma cerita fiksi-ya. Fiksi itu tidak nyata. Tapi, yang nyata itu cintaku padamu... Ibuku.
#Selamat Hari Kartini dan Ujian Nasional#
Telat nggak apa-apa, kan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah-Kisah Kebetulan di Fargo

Bagaimana jadinya ketika bapak-bapak korban perundungan tidak sengaja curhat pada seorang pembunuh? Pembunuh itu segera memberi pelajaran pada perundung, mengajak bapak itu bangkit, dan melibatkannya dalam kasus pembunuhan lainnya.      Begitulah Serial Fargo, kata kuncinya adalah “tidak sengaja” yang akhirnya bermuara pada “kasus pembunuhan”. Serial TV ini selalu memberi gimik di awal episode, bahwa diadaptasi dari kejadian nyata, korban yang selamat namanya disamarkan dan bla-bla-bla, seolah ini berasal dari kisah nyata. Tapi terserah kalian mau percaya atau tidak. Yang jelas serial yang telah sampai season 4 ini diadaptasi dari sebuah film dengan judul yang sama “Fargo” yang rilis pada 1996. Film Fargo: latar waktu 1995 Jerry bernegosiasi dengan calon penculik ( sumber gambar )      Film ini bercerita tentang Jerry, seorang menantu resah karena bos yang juga merupakan mertuanya sering menyinggung ketidaksuksesan dirinya. Tanpa sepengetahuan istrinya, si menantu menyewa 2 orang kri

Mati di Jogjakarta beserta Alasannya

Mati di Jogjakarta , sebuah antologi cerpen karya Egha De Latoya. Masih ingat ketika di Bandung akhir tahun 2022, masuk Gramedia aku hanya berpikir bahwa perlu beli buku. Tidak tahu mau beli buku seperti apa, tapi yang jelas adalah buku fiksi. Sederhana, karena buku yang terkahir aku baca (bukan karena suatu tugas atau pekerjaan) adalah buku non fiksi, yaitu Filosofi Teras. Beberapa alasan akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini adalah: Kecil dan tidak tebal Mungkin kata “tidak tebal” lebih tepat diganti dengan “tipis”, tapi menurutku buku ini tidak tipis-tipis banget. Ini penting karena sampai tulisan ini aku ketik, aku masih tidak percaya diri akan bisa selesai membaca buku-buku tebal. Sepaket alasan, aku pikir ukuran yang kecil akan memuat tulisan yang tidak terlalu banyak dalam setiap halamannya. Sehingga target minimal membaca 10 halaman setiap hari tidak begitu berat. Remeh banget ya hehe . Aku juga sudah berpikir bahwa buku yang aku beli akan sering masuk tas dan dibaca

Budi Pekerti Coldplay di Plaza Senayan

 Sepuluh hari yang lalu, Rabu 15 November 2023, hari Coldplay tampil di Gelora Bung Karno. Saya jalan ke luar kantor, ke arah kerumunan calon penonton Coldplay, dan memutuskan untuk menonton Film Budi Pekerti di Plaza Senayan. Memang cara orang untuk mendapatkan kesenangan berbeda-beda. Ada orang yang senang dengan melihat artis luar negeri, orang yang berhasil mengundang artis luar negeri, orang yang senang dengan menghibur orang lain, orang yang senang berada dalam kerumunan, orang yang senang ketika berdagang dalam kerumunan, dan saya orang yang saat itu senang menghindari kerumunan. Bioskop di Plaza Senayan barang kali adalah bioskop paling eksklusif yang pernah saya datangi. Sepertinya tidak ada kecurigaan dari satpam melihat kemungkinan saya membawa makanan dalam tas yang berisi grill pan hadiah gathering yang siang itu saya ambil dari kantor. Bioskop pertama yang menolak uang tunai saya untuk membeli tiket. Bagus, padahal nominal yang harus saya bayar adalah 50000. Nominal y