Langsung ke konten utama

#DheSUC 03



Proses Open Mic...


                Hari Minggu, 2 Juni. Kami bertiga telah beberapa kali. Tepatnya 2 kali bertemu untuk sharing materi.

            Dan malam Senin-nya kami memutuskan untuk mencoba materi dengan open mic di depan... e kami sendiri. Di sekolah kami sendiri, SMP N 1 Pandak.

            Ternyata di sana ramai, banyak orang. Ya secara, Hari Seninnya mau dipakai acara Wisuda. Dan saat itulah kami akan tampil untuk pertama kalinya membawakan Stand Up Comedy di sekolah yang ter... terserah deh.

            Sebelumnya, kami berjanji (ada kosakata lain selain ‘berjanji’?) untuk berkumpul di SMP sesudah Isha’. Tapi kenyataannya lain. Sepertinya saat itu, jam 8 lebih. Kami baru bisa berkumpul.

            Tapi untungnya, orang-orang yang saya harapkan datang. Memenuhi panggilannya. Saya, Arif, Bagas dan Sopan telah berkumpul. Walau pun sebelum itu, banyak hal yang tidak terduga dan tidak perlu saya ceritakan.

            Sampai di SMP, kami memilih kelas 7 F. Atau 7 G, ya. Saya lupa sekaligus gak tahu. Untuk melakukan open mic buat stand up besok.

            Mengapa kami memilih kelas itu?

            Ya, karena cuma kelas itu yang gak dikunci.

            Sebelum kami open mic. Kami diskusi dulu untuk mematangkan teks MC biar lebih keLen. Mungkin teks MC-nya akan saya posting di lain kesempatan. Tapi yang jelas, materi saya dengan Arif itu ada yang copy paste dari materi comic yang sudah terkenal, ya kayak Raditya Dika.

            Open Mic pun dimulai. Belum selesai MC membacakan teks-nya. Datang seorang wanita, entah itu siapa namanya. Gak penting buat saya. Yang jelas dia sudah jadi alumni di SMP kami.

            Saya berharap dia datang dengan damai, untuk menjadi penonton serta pengkritik yang baik buat kami saat itu. Tapi apa, man. Beliau malah bikin acara itu menjadi terhentikan dan sedikit amburadul. Ya, saat itu pula, ia menyatakan bahwa ia adalah anggota... anggota apa, ya. Seperti drama, deh. Ya Anak Teater kalau gak salah.

            Beliau bilang, kalau saat stand up itu ekspresinya harus dikeluarin. Saya sudah tahu itu. Tapi kampretnya, beliau seperti memaksa kami berempat untuk mengahayati ekspresi dengan gayanya, gaya seorang anak teater. Itu kampret, man. Teater dan Stand Up Comedy itu beda, man.

            Karena yang saya tahu. Masing-masing COMIC itu mempunyai persona-nya masing-masing. Gak perlu sama. Yang penting mengeluarkan ekspresi persona-nya. Nggak bisa, man. Kami berempat membawakan gaya stand up dengan persona anak teater yang menurut saya, ekspresianya berlebihan banget. Kayak sinetron.

            Dan sebagai comic amatir, kami juga perlu punya persona. Dan kami saat itu telah hampir menemukan persona yang cocok. Masa, saya saat membawakan materi kalau saya dikira HOMO, malah membuat saya kelihatan memang homo beneran. Itu membuat saya aneh, man.

            Mungkin, merasa tugasnya membimbing kami telah selesai. Beliau meninggalkan kami. Sip. Kami jadi lebih focus.

            Tapi datanglah rombongan kelas G dan 2 orang teman sekelas kami, Nanda dan Veri. Ya, terserah kalau mau nonton kami, karena kami memang juga butuh penonton yang belum mendengar materi kami. Ya, sekalian tes keberanian-lah.

            Ya, memang open mic itu berjalan gak lancar. Karena banyak kendala, terutama waktu. Sampai-sampai kami berempat nggak menganggap materi kamu lucu, karena dalam beberapa menit itu kami banyak sekali mengulang materi-materi yang sama. Sampai pantas untuk acara besok.

            Sampai akhirnya, jam 10-an. Kami mengakhiri open mic itu.

                Bantul, 26 Juni 2013


                @danMasihAji

#Mungkin Kurang Satu Catatan Lagi#

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah-Kisah Kebetulan di Fargo

Bagaimana jadinya ketika bapak-bapak korban perundungan tidak sengaja curhat pada seorang pembunuh? Pembunuh itu segera memberi pelajaran pada perundung, mengajak bapak itu bangkit, dan melibatkannya dalam kasus pembunuhan lainnya.      Begitulah Serial Fargo, kata kuncinya adalah “tidak sengaja” yang akhirnya bermuara pada “kasus pembunuhan”. Serial TV ini selalu memberi gimik di awal episode, bahwa diadaptasi dari kejadian nyata, korban yang selamat namanya disamarkan dan bla-bla-bla, seolah ini berasal dari kisah nyata. Tapi terserah kalian mau percaya atau tidak. Yang jelas serial yang telah sampai season 4 ini diadaptasi dari sebuah film dengan judul yang sama “Fargo” yang rilis pada 1996. Film Fargo: latar waktu 1995 Jerry bernegosiasi dengan calon penculik ( sumber gambar )      Film ini bercerita tentang Jerry, seorang menantu resah karena bos yang juga merupakan mertuanya sering menyinggung ketidaksuksesan dirinya. Tanpa sepengetahuan istrinya, si menantu menyewa 2 orang kri

Hubungan Setiap Season di Serial Fargo

Judulnya Fargo, tapi kok kebanyakan seting lokasinya ada di Minnesota bukan di Dakota Utara? Ini karakter di season 3 kayaknya ada yang familier deh, tapi siapa ya?Berhubungan pasti nih, tapi apa ya?      Beberapa pertanyaan itulah yang sempat saya pikirkan, dan jawaban dari pertanyaan pertama sudah saya singgung di tulisan sebelumnya ( cek di sini ). Sedangkan untuk 2 pertanyaan lainnya akan coba saya bahas di tulisan kali ini. Karena memang ada beberapa karakter yang menemani kita untuk memahami hubungan di setiap cerita Fargo. Mari kita runut dari timeline paling awal: Fargo Season 4 : Latar waktu 1950an Satchel membaca disamping Rabbi ( sumber gambar )      Satchel Cannon yang ditukar sebagai jaminan untuk memenuhi perjanjian damai antara Cannon Limited dengan Fadda Family. Walau hidup bersama keluarga mafia Itali Fadda Family, Satchel diperlakukan kurang layak dan disuruh tidur di loteng rumah bersama Rabbi Milligan yang peduli padanya. Rabbi Milligan ini adalah orang Irlandi

Nopek Juara SUCI IX

pengennya netizen sih Lima besar SUCI IX diisi oleh Ate, Egi, Rio, Ali, dan Nopek. Dari kelima finalis tersebut, 2 orang yang banyak digadang-gadang jadi juara oleh netizen adalah Nopek dan Ali. Apakah akan terbukti? Pada episode kali ini (9 April), finalis mendapat 2 sesi penampilan. Sesi pertama bertema bebas, tema yang sangat disukai dan memang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh finalis season ini. Sedangkan sesi kedua bertemakan Roast of Aldi Taher, yang tidak kalah dar der dor plung dyeng pyar. Berikut sekilas topik penampilan di tema bebas: Ate resah dengan kebiasaan finalis lain yang ngambil premis terlalu dekat dan sering pakai meta komedi; Rio khawatir kalau karirnya naik palingan cuma jadi satpam di lantai 2; Nopek yang keberatan beban ekspektasi penonton; Egi yang berhasil menjilat juri; dan Ali menyimulasikan sesi close mic. Quote yang paling berkesan buat saya dari sesi ini adalah materi Ali Akbar yang kata Pandji