Sudah betul, kah?
Drama Berdasar Cerpen
Nama : Aji Tofa
No. : 01 (IX D)
Tema : Perayaan
Sumber Cerita : Tribun
Jogja, Senin, 7 Januari 2013
Judul :
Ulang Tahun Pak Anto
Udara
pedesaan yang segar dan sejuk. Burung-burung bernyanyian dengan merdu.Tata
menarik lebih tinggi selimutnya, karena udara yang ia anggap terlalu dingin
itu.
Bunda :
“Tata, ayo bangun. Sudah jam setengah lima, nih!” (membuka kaca jendela)
Tata :
“Hem,” (menguap lebar)
Setelah
Tata mandi dan sarapan, ia langsung bersiap berangkat ke sekolah.
Tata :
“Selamat pagi, Bunda. Tata berangkat dulu, ya.”
Bunda :
“Hati-hati.”
Fania :
“Ayo, Ta!”
Tata :
“Oke, kak.” (mengacungkan jempol)
Lima
belas menit, mobil Tata telah sampai di depan pintu gerbang sekolah. SDN
Lempuyangan, Jogja.
Istirahat
pertama.
Pandu : “Oke, teman-teman, kita akan
mengadakan iuran untuk memperingati ulang tahun Pak Anto. Iuran seiklasnya
saja, paling lambat dikumpulkan besok Senin. Kalian setuju, kan?”
Fista : “Lalu apa strateginya? Apa
kita harus membuat Pak Anto jengkel terlebih dulu?”
Tata : “Itu tidak baik, Ta. Kalau
perlu kita membuat hiasan mewah. Agar Pak Anto terkejut.”
Sebagai
ketua kelas 6 A. Pandu pun mengadakan voting, berdasarkan usulan dari teman
temannya. Ternyata paling banyak adalah usul Fista, membuat jengkel Pak Anto
terlebih dahulu.
Setelah
selesai merundingkan mereka hadiah apa yang cocok untuk Pak Anto dengan dana
150 ribu. Mereka akan member hadiah kue seharga 70 ribu dan sisanya untuk
membeli kado.
Pandu : “Tata, kamu yang membeli kado,
ya? Dan untuk semuanya, kita harus membuat Pak Anto jengkel, besok”
Seperti
yang telah mereka rencanakan, saat pelajaran dari Pak Anto sedang berlangsung,
anak-anak mulai gaduh dengan kegiatannya masing-masing.
Pak
Anto : “Mengapa kalian ini? Ini
sedang pelajaran, kalian malah gaduh, lempar-lemparan kertas, asyik bernyanyi
sendiri.” (sedih)
Semua murid : (tidak menghiraukan perkataan Pak Anto)
Pak Anto :
“Baik, sekarang kalian semua keluar, berdiri di bawah tiang bendera!” (marah)
Semua
murid pun keluar dan berdiri pada kondisi terik cahaya matahari yang saat itu
panas. Rencana mereka pun gagal, tidak seperti yang mereka harapkan.
Pandu :
“Aduh, bagaimana ini?” (kebingungan)
Tata :
“Kita ambil sekarang saja kuenya.”
Tata
dan Fista pun berjalan menuju kantin untuk mengambil kue. Tanpa sepengetahuan
mereka berdua, Pak Anto mengikuti mereka berdua dari belakang.
Saat Tata
mengambil kue itu, mereka berdua terkejut melihat Pak Anto di belakang mereka. Dus
kue itu pun jatuh dan tutupnya ikut terbuka.
Pak
Anto : “Saya minta maaf pada
kalian, saya ternyata salah sangka. Terimakasih anak-anak… kalian baik sekali
pada bapak.” (mengusap air mata)
Melihat
hal itu, murid-murid pun senang merasa rencana mereka berhasil dan mulai
berlari kearah Pak Anto yang sedang membawa kue itu.
Terimakasih, sudah berkenan membacanya...
Komentar
Posting Komentar