Langsung ke konten utama

Incredibles 2

Abstrak Film: Incredibles 2
Secara timeline meneruskan cerita film pertama. Keluarga Incredibles selesai nonton Dash balapan lari, bertemu dan melawan penjahat tikus tanah yang ternyata mengakibatkan kerusakan besar untuk kota. Ya, seperti film Superman. Ternyata warga kota menyimpulkan bahwa tidak perlu ada pahlawan super, karena merekalah yang menyebabkan kota hancur. Hmmmm... mengapa hampir sama dengan premis film pertama? Padalah aku kira setelah mereka mengalahkan robot pintarnya Syndrome, pahlawan super diakui kembali. Sepertinya cuma perasaanku saja. Dan mengapa Keluarga Incredible kaget dengan kekuatan Jack-jack? Bukannya pas dibawa Syndrome, Jack-jack mengeluarkan kekuatannya? Sepertinya cuma perasaanku lagi. Sepertinya memang seperti film yang pertama, bedanya kali ini Helen a.k.a Elastigirl yang berperan banyak supaya pahlawan super diakui kembali, dibantu oleh individu kaya raya di perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, sepertinya, yaitu Deavor. Dengan penjahat yang juga dominan mengganggu sistem TIK, Screenslaver. Sebagai warga berumur 21++, jalan cerita terasa mudah ditebak, walau tidak sepenuhnya benar. Tapi sepertinya ini memang bukan ditujukan untuk orang-orang berumuran segitu, melainkan memang untuk anak-anak supaya mereka lebih mudah berpikir dan memahami plot twist-nya, jadi sepertinya bisa meningkatkan kecerdasan kognitif mereka. Tapi sepertinya sama saja dengan film pertama, dong. Mau menonton film pertama dulu atau langsung nonton film kedua, sepertinya tidak masalah, walau akan menimbulkan kesan yang berbeda. Sebagai penyuka animasi Pixar, tentu yang ditunggu-tunggu adalah mencari easter egg-nya. Easter Egg yang dapat aku temukan ada 3, yaitu; 1) Kotak makanan putih gambar gapura jepang yang isinya sayur ketika makan bersama keluarga, 2) Truk Pizza Planet ketika Helen Parr menjadi parasut dan The Screenslaver jatuh dari apartemennya, dan 3) Kode A113 yang muncul sebagai nama bioskop di bagian akhir. Jadi secara keseluruhan film ini aku beri nilai... aku belum pantas memberi nilai, haha. Ini film menghibur dan bagus buat anak-anak. Tertarik diskusi atau ada easter egg lain, bisalah kita diskusikan bersama.

Kata kunci: Animasi, Easter Egg, Pahlawan Super, Pixar, Incridibles 2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah-Kisah Kebetulan di Fargo

Bagaimana jadinya ketika bapak-bapak korban perundungan tidak sengaja curhat pada seorang pembunuh? Pembunuh itu segera memberi pelajaran pada perundung, mengajak bapak itu bangkit, dan melibatkannya dalam kasus pembunuhan lainnya.      Begitulah Serial Fargo, kata kuncinya adalah “tidak sengaja” yang akhirnya bermuara pada “kasus pembunuhan”. Serial TV ini selalu memberi gimik di awal episode, bahwa diadaptasi dari kejadian nyata, korban yang selamat namanya disamarkan dan bla-bla-bla, seolah ini berasal dari kisah nyata. Tapi terserah kalian mau percaya atau tidak. Yang jelas serial yang telah sampai season 4 ini diadaptasi dari sebuah film dengan judul yang sama “Fargo” yang rilis pada 1996. Film Fargo: latar waktu 1995 Jerry bernegosiasi dengan calon penculik ( sumber gambar )      Film ini bercerita tentang Jerry, seorang menantu resah karena bos yang juga merupakan mertuanya sering menyinggung ketidaksuksesan dirinya. Tanpa sepengetahuan istrinya, si menantu menyewa 2 orang kri

Mati di Jogjakarta beserta Alasannya

Mati di Jogjakarta , sebuah antologi cerpen karya Egha De Latoya. Masih ingat ketika di Bandung akhir tahun 2022, masuk Gramedia aku hanya berpikir bahwa perlu beli buku. Tidak tahu mau beli buku seperti apa, tapi yang jelas adalah buku fiksi. Sederhana, karena buku yang terkahir aku baca (bukan karena suatu tugas atau pekerjaan) adalah buku non fiksi, yaitu Filosofi Teras. Beberapa alasan akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini adalah: Kecil dan tidak tebal Mungkin kata “tidak tebal” lebih tepat diganti dengan “tipis”, tapi menurutku buku ini tidak tipis-tipis banget. Ini penting karena sampai tulisan ini aku ketik, aku masih tidak percaya diri akan bisa selesai membaca buku-buku tebal. Sepaket alasan, aku pikir ukuran yang kecil akan memuat tulisan yang tidak terlalu banyak dalam setiap halamannya. Sehingga target minimal membaca 10 halaman setiap hari tidak begitu berat. Remeh banget ya hehe . Aku juga sudah berpikir bahwa buku yang aku beli akan sering masuk tas dan dibaca

Budi Pekerti Coldplay di Plaza Senayan

 Sepuluh hari yang lalu, Rabu 15 November 2023, hari Coldplay tampil di Gelora Bung Karno. Saya jalan ke luar kantor, ke arah kerumunan calon penonton Coldplay, dan memutuskan untuk menonton Film Budi Pekerti di Plaza Senayan. Memang cara orang untuk mendapatkan kesenangan berbeda-beda. Ada orang yang senang dengan melihat artis luar negeri, orang yang berhasil mengundang artis luar negeri, orang yang senang dengan menghibur orang lain, orang yang senang berada dalam kerumunan, orang yang senang ketika berdagang dalam kerumunan, dan saya orang yang saat itu senang menghindari kerumunan. Bioskop di Plaza Senayan barang kali adalah bioskop paling eksklusif yang pernah saya datangi. Sepertinya tidak ada kecurigaan dari satpam melihat kemungkinan saya membawa makanan dalam tas yang berisi grill pan hadiah gathering yang siang itu saya ambil dari kantor. Bioskop pertama yang menolak uang tunai saya untuk membeli tiket. Bagus, padahal nominal yang harus saya bayar adalah 50000. Nominal y