Langsung ke konten utama

JATUHNYA KORBAN SAMPE KESEDIHAN PNS‼

Review Money Heist Part 5 volume 1

Halo semuanya, kembali lagi bersama saya di Pilot Projek. Konten coba-coba, yang belum tau mau dibawa ke mana, dan kalian bisa usul apa nama yang cocok untuk konten ini.

Pilot Projek kali ini saya akan me-review serial Money Heist Part 5 volume 1. Tidak semua aspek bisa saya jelaskan, dan tentu saya tidak akan menceritakan keseluruhan alur cerita Money Heist di sini. Tapi yang jelas ini adalah konten SPOILER. Jadi saya anggap kalian sudah nonton dan tau cerita yang terjadi di Money Heist, karena saya tidak akan menceritakan dengan detail.

Sedikit mengingat tentang meme teori yang muncul kalau yang duduk di dekat Tokyo akan cepat matinya. Lalu siapakah yang akan tewas selanjutnya? Tau dong ya. Kita bahas anggota yang tewas di akhir sesi, kali ini kita akan mulai dari yang pertama.

1. Profesor Versus Sierra

Konflik pertama sekaligus yang kita tunggu sejak setahun lalu. Persembunyian Profesor akhirnya terbongkar. Momen ini cukup menegangkan karena ternyata Sierra tidak langsung membunuh Profesor.

Bersitegang dan kekerasan kecil pun terjadi yang ternyata dimenangkan oleh Sierra, ibu hamil tua dengan pistolnya. Entah apakah Profesor memang lemah, tidak tega melawan ibu hamil, atau dia memang punya rencana lain (Kalau rencana lain sih kayaknya gak ada).

Walau Profesor bilang kalau rencana operasi mereka kali ini dirancang dengan matang, bahkan tetap akan bisa berjalan walau Profesor tewas. Faktanya anggota geng di Bank Spanyol cukup kerepotan ketika tidak ada informasi dari luar.

Keseruan antara Profesor dan Sierra terjadi lagi ketika ketuban Sierra pecah, kontraksi dan harus melahirkan saat itu juga. Akhirnya ia lepas ikatan Profesor untuk membantu persalinannya. Dan ya, profesor membantunya. Sedang di waktu yang sama di Bank Spanyol, kelompok tentara Sagasta akan meledakkan atap bank untuk masuk.

Boom. Persalinan selesai. Profesor lanjut mengecek monitor dan kaget ternyata atap Bank Spanyol sudah hancur, dan kaki Helsinki patah tertimpa bangunan. Perang pun tidak terhindarkan.

Seakan Profesor dikecoh oleh Sierra untuk fokus pada persalinan, dan mengabaikan teman-temannya. Tapi saya yakin Sierra juga tidak merencanakan hal ini dong. Namun akhirnya Profesor come back utnuk memberi komando lagi.

 

2. Anggota Geng versus Tentara Sagasta

Berbeda dengan Profesor, kemampuan perang anggota geng yang lain ternyata cukup tinggi. Bahkan mereka bisa mengimbangi dan memukul mundur kelompok Sagasta, yang terlihat mengerikan dan profesional.

Ya saya yakin latar belakang setiap karakter dalam geng Money Heist itu cukup keras, bahkan banyak yang memang kriminal. Ketika asrama pra perampokan pun mereka sudah dapat pelatihan tembak menembak. Tapi apakah mungkin mereka bisa melempar ulang geranat yang pengait sumbunya sudah dilepaskan?

Ya sangat mungkin jika melihat anggota Sagasta yang bahkan dengan groginya bisa menonaktifkan granat yg sudah siap meledak dengan memasukkan pengait lagi. Dan di momen perang inilah, ketahanan fisik mereka terbukti.

Nggak anggota geng, nggak tentara, mereka sama-sama sulit mati setelah beradu tembak dan geranat. Padahal keduanya memang berencana untuk saling bunuh.

Tentu berbeda dari insiden awal antara geng melawan Arturo CS, yang sepertinya geng hanya berniat melumpuhkan dan menakut-nakuti, sedangkan Arturo CS niat membunuh tapi kurang terlatih.

 

3. Flashback yang Membagongkan

Menjadi scene yang cukup menyenangkan untuk melihat motif yang melatarbelakangi aksi perampokan. Tapi di sepanjang flashback volume 1 ini saya malah kasian dengan Oslo. Kita bisa melihat mendiang Berlin, Nairobi, bahkan Moscow. Tapi tidak dengan Oslo. Whhhyyyy?

Apa lagi ketika Helsinki sudah sudah hampir tewas kehabisan darah. Ups... Kok ya gak ada flashback dengan saudaranya. Saya cukup was-was ketika Helsinki sudah diambang kematian. Karena tinggal karakter ini yang layak mewakili mendiang Oslo, dan pasangan touring-nya mendiang Nairobi. Masak ya meninggoi juga...

Kembali pada kegemasan saya pada adegan flashback yang menceritakan Rafael si insinyur elektro, anaknya Berlin, yang beberapa meneorikan akan muncul menjadi juru selamat anggota geng Bank Spanyol atau ketika profesor ditawan Sierra, ternyata tidak kunjung muncul.

Tapi saya yakin Rafael bakal muncul di volume 2. Karena ngapain udah dibangun karakternya di setiap episode tapi gak muncul dan berperan pada timeline utama. Ye kan?

Omong-omong, ketika liat kilas baliknya Berlin dan kawan-kawan, saya malah jadi sedih sama Palermo. Bogota sama Marseille ada, tapi Palermo gak ada. Atau mungkin ada penjelasan di part sebelumnya yang saya lewatkan.

 

4. PNS Merasa Sedih

Sebaik apapun motif dan sekeren apapun yang dilakukan geng Profesor, tetap saja mereka melawan pemerintah. Bayangkan sepusing apa Tamayo CS mengambil keputusan untuk merespon permainan Profesor. Berkali-kali mau nyerang, profesor CS selalu berhasil memukul mundur dengan kartu AS yang ternyata tidak sedikit.

Kalau diabaikan, jelas negara akan banyak mengalami kerugian.

Sampai akhirnya Sierra pun dikambing-hitamkan untuk menutupi kesalahan, dan tidak hanya itu tentara pun akhirnya ikut dikerahkan dengan prioritas menghabisi teroris dan menomorduakan tawanan. Seakan bagi Tamayo “negara itu nomor 1, kemanusiaan di bawahnya.” Tapi ketika profesor mengancam akan membuat citra Tamayo menjadi buruk, akhirnya Tamayo menomorduakan urusan negara dan menomorsatukan? harga dirinya.

Tentu terlepas dari keburukan yang terungkap, Tamayo CS menurut saya merupakan gambaran PNS, Pegawai Negeri Spanyol. Mereka gak bisa seperti rakyat bersetelan merah dan topeng dali yang dengan bebas menentukan keterpihakannya memantau dari depan Bank Spanyol. Pegawai Negeri Spanyol tentu memiliki beban yang banyak dan tentu pusing mengambil keputusan.

Kalian aja yang belajar Tes Karakteristik Pribadi buat SKD CASN aja udah bingung kan ya, bakal dapat nilai yang banyak kalau milih jawaban mana.

Jika kamu Tamayo dan perampokan emas serta penawanan sandera terjadi di Bank Spanyol, yang kamu lakukan adalah ...

A. Melakukan mediasi walau tidak yakin akan berhasil

B. Menunggu dengan sabar komplotan menyerahkan diri

C. Melakukan serangan walau akan membahayakan sandera

D. Mengkambinghitamkan pegawai lain supaya negara tetap memiliki citra baik

Jadi, kalau kalian ada rasa sebel dan kasian sama Tamayo CS dalam menghadapi kelakuan geng Profesor, sepertinya wajar-wajar aja ye kan. Apa lagi dengan prinsip Berlin yang diwariskan pada anaknya “Jika kamu ingin memiliki suatu hal, maka curilah dari pemiliknya.” Ya kayaknya Rafael bakal mencuri istri muda Berlin sih.

 

5. Tewasnya Anggota Geng

Jujur di pertengahan volume 1 ini, saya sudah terpikir kalau harus ada yang tewas dari geng Money Heist. Prediksi saya adalah Manilla, yang kalau sepengalaman saya nonton serial TV, terutama The Walking Dead, tokoh yang akan mati biasanya diberi kilas balik yang cukup mengungkap hal besar sebelum ia akhirnya tewas.

Ada 3 kilas balik yang dominan: Berlin, Tokyo, dan Manilla. Kilas balik Berlin, menurut saya lebih bermaksud untuk memperkenalkan Rafael yang mungkin akan jadi faktor X di part 5 ini.

Yang kedua kilas balik Tokyo, yang menurut saya biasa aja. Kayaknya setiap part Money Heist itu diselipi dengan kilas balik Tokyo, bahkan narator pun diisi dengan sudut pandang Tokyo, dan mungkin memang tokoh utama serial ini adalah Tokyo.

Bahkan ada fans teori yang menyebutkan kalau Tokyo mungkin salah satu bahkan bisa satu-satunya anggota geng yang selamat, dan Money Heist merupakan cerita Tokyo sebagai saksi yang masih hidup.

Nah, ketiga adalah kilas balik Manilla, yang mana keluarganya cukup banyak terlibat dalam misi kali ini. Mulai dari Benjamin sampai Denver. Fakta bahwa Manilla adalah transgender mungkin bukanlah hal tabu, untuk yang katanya open minded.

Namun fakta lain bahwa ternyata Manilla sayang sama mas Denver dan cemburu pada Stockholm tentu bisa menggannggu. Yang mana Arturo aja sudah konsisten mengganggu kehidupan Denver-Stockholm. Masa harus ditambahi Manilla juga.

Dan ya, saya pikir gak apa-apa lah kalau Manilla tewas. Saya pun bersiap dan menunggu momen dimana Manilla akan tewas, baik dengan heroik seperti Berlin ataupun mengagetkan seperti Nairobi. Akhirnya Manilla bersama Denver dan Tokyo pun terpojok menjadi incaran Sagasta CS.

Dan boooommm, yang tewas adalah Tokyo dan saya harap sekaligus menewaskan Gandia dan Sagasta CS, walau tidak semuanya.

Bagaimana detail Tokyo tewas? Dan apakah mungkin Tokyo masih bisa diselamatkan oleh Amanda Waller seperti Peace Maker?

Menurut saya tidak perlu, kematian Tokyo pantas diikhlaskan. Tapi yang kemungkinan masih bisa diselamatkan itu ya Helsinki sama Arturo Roman. Lagi pula bukan gaya Money Heist buat menyelamatkan orang yang dianggap tewas, gaya Money Heist adalah memperbanyak kilas balik, hiya...

Jadi untuk Money Heist Part 5 volume 2, menurut saya Tokyo masih tetap akan muncul tapi hanya sebagai kilas balik dari sudut pandang teman-temannya. Dan ini yang akan memicu semangat anggota geng untuk lebih totalitas menghadapi Tamayo dan Sagasta CS serta menyelesaikan misi, sebagai part terakhir Money Heist. Ini part terakhir Money Heist kan?

 

Tapi terlepas dari itu, terikamasih Denver dan Manilla yang sudah menyebut-nyebut nama Indonesia. Entah dengan tujuan tersembunyi apa...

Yakkk, sekiranya itu saja yang ingin saya sampaikan. Ada kurang lebihnya saya mohon maaf, dan Terimakasih. Apa lagi kalau kalian subcribe, dan like komen di video ini.

 

https://www.instagram.com/ajitof/

Link video: https://youtu.be/f4TCzo-UsbA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah-Kisah Kebetulan di Fargo

Bagaimana jadinya ketika bapak-bapak korban perundungan tidak sengaja curhat pada seorang pembunuh? Pembunuh itu segera memberi pelajaran pada perundung, mengajak bapak itu bangkit, dan melibatkannya dalam kasus pembunuhan lainnya.      Begitulah Serial Fargo, kata kuncinya adalah “tidak sengaja” yang akhirnya bermuara pada “kasus pembunuhan”. Serial TV ini selalu memberi gimik di awal episode, bahwa diadaptasi dari kejadian nyata, korban yang selamat namanya disamarkan dan bla-bla-bla, seolah ini berasal dari kisah nyata. Tapi terserah kalian mau percaya atau tidak. Yang jelas serial yang telah sampai season 4 ini diadaptasi dari sebuah film dengan judul yang sama “Fargo” yang rilis pada 1996. Film Fargo: latar waktu 1995 Jerry bernegosiasi dengan calon penculik ( sumber gambar )      Film ini bercerita tentang Jerry, seorang menantu resah karena bos yang juga merupakan mertuanya sering menyinggung ketidaksuksesan dirinya. Tanpa sepengetahuan istrinya, si menantu menyewa 2 orang kri

Mati di Jogjakarta beserta Alasannya

Mati di Jogjakarta , sebuah antologi cerpen karya Egha De Latoya. Masih ingat ketika di Bandung akhir tahun 2022, masuk Gramedia aku hanya berpikir bahwa perlu beli buku. Tidak tahu mau beli buku seperti apa, tapi yang jelas adalah buku fiksi. Sederhana, karena buku yang terkahir aku baca (bukan karena suatu tugas atau pekerjaan) adalah buku non fiksi, yaitu Filosofi Teras. Beberapa alasan akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini adalah: Kecil dan tidak tebal Mungkin kata “tidak tebal” lebih tepat diganti dengan “tipis”, tapi menurutku buku ini tidak tipis-tipis banget. Ini penting karena sampai tulisan ini aku ketik, aku masih tidak percaya diri akan bisa selesai membaca buku-buku tebal. Sepaket alasan, aku pikir ukuran yang kecil akan memuat tulisan yang tidak terlalu banyak dalam setiap halamannya. Sehingga target minimal membaca 10 halaman setiap hari tidak begitu berat. Remeh banget ya hehe . Aku juga sudah berpikir bahwa buku yang aku beli akan sering masuk tas dan dibaca

Budi Pekerti Coldplay di Plaza Senayan

 Sepuluh hari yang lalu, Rabu 15 November 2023, hari Coldplay tampil di Gelora Bung Karno. Saya jalan ke luar kantor, ke arah kerumunan calon penonton Coldplay, dan memutuskan untuk menonton Film Budi Pekerti di Plaza Senayan. Memang cara orang untuk mendapatkan kesenangan berbeda-beda. Ada orang yang senang dengan melihat artis luar negeri, orang yang berhasil mengundang artis luar negeri, orang yang senang dengan menghibur orang lain, orang yang senang berada dalam kerumunan, orang yang senang ketika berdagang dalam kerumunan, dan saya orang yang saat itu senang menghindari kerumunan. Bioskop di Plaza Senayan barang kali adalah bioskop paling eksklusif yang pernah saya datangi. Sepertinya tidak ada kecurigaan dari satpam melihat kemungkinan saya membawa makanan dalam tas yang berisi grill pan hadiah gathering yang siang itu saya ambil dari kantor. Bioskop pertama yang menolak uang tunai saya untuk membeli tiket. Bagus, padahal nominal yang harus saya bayar adalah 50000. Nominal y