Langsung ke konten utama

Doraemon: Stand by Me


    Film ini mengisahkan tentang bagaimana Nobita dapat bertemu Doraemon untuk pertama kalinya. Doraemon dikirim dari abad-22 oleh seorang keturunan Nobita dari masa depan (saya lupa namanya), yang mana keluarga Nobita di masa depan banyak mengalami hal buruk.
    Doraemon ditugaskan untuk membuat bahagia Nobita supaya masa depannya lebih cerah. Banyak hal menakjubkan di hari-hari Nobita setelah Doraemon datang bersama kantong ajaibnya.
    Hari demi hari mereka lewati bersama, Doraemon yang awalnya tidak suka, akhirnya mulai nyaman bersama Nobita. Sampai akhirnya Nobita memutuskan untuk melihat bagaiman masa depan barunya. Setelah melihat keinginannya untuk menikah dengan Sizuka di masa depan berhasil, dia pun merasa sangat senang dan bahagia.
    Saat itulah Doraemon harus kembali dan meninggalkan Nobita untk selamanya. Tugas untuk membahagiakan Nobita selesai.
    Film beralur maju dan menjadi campuran setelah adanya mesin waktu ini mengajarkan tentang bagaimana sebuah persahabatan berjalan dan mempengaruhi kehidupan. Film ini juga memberi hal pasti tentang bagaimana teori Nobita dapat bertemu Doraemon, dan secara sekilas menjadi kesimpulan bagaimana kehidupan Nobita dari awal bersama Doraemon berjalan.
    Walau pun film ini diuat dengan konsep 3D dan menerapkan semua pronsip animasi dengan baik. Menurut saya, film 3D tanpa gigi ini juga bertujuan sebagai sebuah percobaan. Bagaimana kalau Doraemon digarap menjadi animasi 3D.
    Ending yang (katanya) membuat menangis dan terharu pun menurut saya hanya terlihat ‘ngambang’, terkesan seperti serial Doraemon biasa, kurang klimak. Terkesan pembuat cerita tidak berani membuat suatu yang sangat berbeda dari film Doraemon yang biasa. Memang butuh keberanian untuk menghilangkan karakter selamanya, seperti The Raid, Merantau, Dead Mine dll yang ekstrim, hidup perfilman Indonesia.
    Beberapa teori yang saya dapatkan:
Doraemon dikirim dari masa depan oleh keturunan Nobita untuk merubah masa depan keluarga Nobita, yang belum tentu juga sang pengirim akan dilahirkan dari keluarga Nobita di masa depan. #MesinWaktu -_-
Ceritanya sepuluh sampai 20 tahun lagi Nobita akan menikah. Kalau latar cerita asli Nobita mengambil waktu kurang dari tahun 2010. Jadi sekitar tahun 2030 bumi menjadi futuristik, mobil tanpa ban berhamburan tapi taat pada aturan. Mungkin itu khusus di Jepang. Tapi yang jelas itu di film ini.
Doraemon harus pergi dari Nobita selamanya. Tapi karena Nobita minum obat pembohong, dan bilang ‘Doraemon tidak akan pernah kembali lagi’ (kurang lebih intinya seperti itu). Doraemon pun kembali bersama Nobita lagi.
Doraemon Stand by Me sudah ditonton banyak orang di Indonesia, walau pun belum muncul di bioskop Indonesia. Kampretnya mereka bangga.
Entah mau sedih, terharu atau jengkel, tapi yang jelas Kepala Bengkel datang dan menghentikan proses menonton Doraemon Stand by Me satu kelas dengan baik-baik. Maaf kalau banyak salah dan perbedaan pendapat. Saya baru menonton satu kali ini, belum selesai sepenuhnya, dan kesimpulannya:
Kehilangan karakter bisa mematikan sebuah cerita*, bila tidak ada ramuan penghidupan atau pun pintu kemana saja.
18 Januari 2015 #100115

@absurddin
My rate: 8,5/10
*contoh: Asuma di Naruto, Ace di One Piece, tokoh utama di Merantau  dan Dead Mine, banyak tokoh di The Walking Dead, dll

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah-Kisah Kebetulan di Fargo

Bagaimana jadinya ketika bapak-bapak korban perundungan tidak sengaja curhat pada seorang pembunuh? Pembunuh itu segera memberi pelajaran pada perundung, mengajak bapak itu bangkit, dan melibatkannya dalam kasus pembunuhan lainnya.      Begitulah Serial Fargo, kata kuncinya adalah “tidak sengaja” yang akhirnya bermuara pada “kasus pembunuhan”. Serial TV ini selalu memberi gimik di awal episode, bahwa diadaptasi dari kejadian nyata, korban yang selamat namanya disamarkan dan bla-bla-bla, seolah ini berasal dari kisah nyata. Tapi terserah kalian mau percaya atau tidak. Yang jelas serial yang telah sampai season 4 ini diadaptasi dari sebuah film dengan judul yang sama “Fargo” yang rilis pada 1996. Film Fargo: latar waktu 1995 Jerry bernegosiasi dengan calon penculik ( sumber gambar )      Film ini bercerita tentang Jerry, seorang menantu resah karena bos yang juga merupakan mertuanya sering menyinggung ketidaksuksesan dirinya. Tanpa sepengetahuan istrinya, si menantu menyewa 2 orang kri

Mati di Jogjakarta beserta Alasannya

Mati di Jogjakarta , sebuah antologi cerpen karya Egha De Latoya. Masih ingat ketika di Bandung akhir tahun 2022, masuk Gramedia aku hanya berpikir bahwa perlu beli buku. Tidak tahu mau beli buku seperti apa, tapi yang jelas adalah buku fiksi. Sederhana, karena buku yang terkahir aku baca (bukan karena suatu tugas atau pekerjaan) adalah buku non fiksi, yaitu Filosofi Teras. Beberapa alasan akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini adalah: Kecil dan tidak tebal Mungkin kata “tidak tebal” lebih tepat diganti dengan “tipis”, tapi menurutku buku ini tidak tipis-tipis banget. Ini penting karena sampai tulisan ini aku ketik, aku masih tidak percaya diri akan bisa selesai membaca buku-buku tebal. Sepaket alasan, aku pikir ukuran yang kecil akan memuat tulisan yang tidak terlalu banyak dalam setiap halamannya. Sehingga target minimal membaca 10 halaman setiap hari tidak begitu berat. Remeh banget ya hehe . Aku juga sudah berpikir bahwa buku yang aku beli akan sering masuk tas dan dibaca

Budi Pekerti Coldplay di Plaza Senayan

 Sepuluh hari yang lalu, Rabu 15 November 2023, hari Coldplay tampil di Gelora Bung Karno. Saya jalan ke luar kantor, ke arah kerumunan calon penonton Coldplay, dan memutuskan untuk menonton Film Budi Pekerti di Plaza Senayan. Memang cara orang untuk mendapatkan kesenangan berbeda-beda. Ada orang yang senang dengan melihat artis luar negeri, orang yang berhasil mengundang artis luar negeri, orang yang senang dengan menghibur orang lain, orang yang senang berada dalam kerumunan, orang yang senang ketika berdagang dalam kerumunan, dan saya orang yang saat itu senang menghindari kerumunan. Bioskop di Plaza Senayan barang kali adalah bioskop paling eksklusif yang pernah saya datangi. Sepertinya tidak ada kecurigaan dari satpam melihat kemungkinan saya membawa makanan dalam tas yang berisi grill pan hadiah gathering yang siang itu saya ambil dari kantor. Bioskop pertama yang menolak uang tunai saya untuk membeli tiket. Bagus, padahal nominal yang harus saya bayar adalah 50000. Nominal y