Langsung ke konten utama

Film The Warriors

[dari blog yg dulu]

BedahFilm

Film The Warriors



            Pernahkah anda bermain game perkeahian tentang geng-geng Amerika tahun 70′ ini, The Warriors? Saya termasuk sebagian dari jutaan gamers yang pernah memainkan game ini. Atau pun malah telah menyelesaikan gameya berkali-kali.

            Ternyata game ini ada filmnya, lho. Sepertinya saya sudah pernah lihat di TV, dulu, lama sekali. Saat adegan Choochise baru keluar dari tempat geng wanita. The Lizzies, yang menjebak Choochise, Rembart dan Vermin. Ya, sepertinya yang saya ingat dulu cuma itu.

            Sebuah game yang diadaptasi dari film yang berjudul sama “The Warriors” ini sedikit berbeda dari gamenya. Kalau di game, The Warriors harus mengalahkan geng-geng lain untuk memperluas daerah kekuasaan dan menghindari para polisi.  Di film ternyata berbeda.

            Ya, setelah saya melihat filmnya berulang kali dan beberapa kali browsing di internet tentang alur dan jalan cerita film The Warriors ini. Walau pun artikel satu dengan artikel lain ada kebedaan. Saya akan menyimpulkan menurut pandangan saya(@jitofa) mengenai film ini;



ALUR FILM:

            Cyrus, ketua geng seluruh Amerika dengan gengnya “Riffs” mengadakan pertemuan yang dihadiri semua geng yang ada di Amerika. Untuk membahas daerah kekuasaan masing-masing geng, supaya tidak terjadi lagi pertarungan antar geng. Dengan syarat yang menghadiri pertemuan itu tidak membawa senjata apapun.

            Banyak geng yang mendatangi pertemuan besar itu. Destrozed, Hi Hats, Panzers, Trunbull Ac’s, Orphans dan masih banyak lagi geng yang akan mendatangi pertemuan itu.

            Begitu juga dengan The Warriors. Cleon, pimpinan mereka mengajak 8 anggota terbaiknya. Snow, pria tinggi hitam berambut afro. Fox, pria bermuka mirip rubah. Swan, tangan kanan Cleon. Vermin, susah ditebak. Ajax, mesin pembunuh yang kuat. Coboy, tidak pernah lepas dari topi koboynya. Choochise, sang pelari keturunan Amerika-Afrika, dan Rembart, seniman The Warriors dengan piloxnya.

            Seperti kebanyakan geng-geng lain. Mereka bersepuluh juga menggunakan kereta bawah tanah untuk menghadiri pertemuan yang dipimpin Cyrus. Di perjalanan, The Warriors dengan hati senang bercanda tawa bahkan Coboy sampai marah ketika topi kebanggaannya diambil Ajax untuk bermain-main bersama beberapa anggota geng yang lain.

            Setelah semua geng telah berkumpul disana. Cyrus pun langsung memulai pidatonya diatas panggung. Dengan kebijaksanaan dan karismanya, Cyrus berhasil mendamaikan seluruh geng. Bahkan tak jarang tepukan tangan terarah padanya.

            Sampai saat ia naik ke atas mimbar dan menyebutkan inti dari pidatonya tadi, bahwa akan ada pembagian wilayah untuk masing-masing geng. Tapi, salah satu dari para geng yang hadir(kalau tidak salah dari geng Regues) ternyata membawa pistol. Karena tidak setuju akn visi Cyrus, dia pun menmbaknya secara bersembunyi. Cyrus pun jatuh dan tewas. Fox yang melihat penembak itu pun hanya diam karena saat ia akan berteriak. Pistol itu pun mengarah padanya.

            Cleon yang dekat dengan tempat terjatuhnya Cyrus pun mendekati dan bermaksud menolongnya. Tapi, penembak itu segera berteriak, The Warriors pembunuhnya. Langsung, tangan kanan Cyrus dan anak buahnya menghajar Cleon yang kaget akan pernyataan itu. Ia pun memberi kode supaya anggota gengnya kabur dari tempat itu, dan disinilah cerita tentang Cleon berkhir.

            Inilah jalan cerita awalnya “Perjalanan Pulang The Warriors”. Mengetahui ke-9 anak buah Cleon sudah pergi. Riff pun bekerja sama dengan seorang DJ radio untuk mengabarkan tentang keberadaan The Warriors pada seluruh masyarakat dan menjadikan The Warriors sebagai buronan hidup atau pun mati bagi semua geng. Karena mereka beranggapan, The Warriors tidak setuju akan isi pidato Cyrus itu.

            Perjalanan The Warriors pun tidak mulus. Pertama mereka harus menentukan pimpinan, antara Swan atau Ajax. Walau tidak terima, Ajax pun mengakui kalau Swan lebih pantas menjadi pimpinan mereka.

            Saat mereka beristirahat di sebuah jalan. Bus patroli Trunbull melihat keberadaan mereka. Trunbull pun mengejar mereka dengan bus itu. Masih ingatkan, moment ini di game, yang masih saya ingat adalah ketika mereka telah selamat dari kejaran Trunbull, dan Ajax langsung mengacungkan jari tengahnya pada Trunbull.

            Karena marah, geng Trunbull pun turun dari bus dan mengejar mereka ke stasiun. Tapi naas, The Warriors telah masuk kereta dan kereta pun mulai berjalan.

            Lalu mereka pun bertemu dengan teman wanita Fox, Mercy yang sebelumnya harus menemui konflik dengan salah satu geng kecil yang menyukai warna hijau, The Orphans.

            Karena ada kebakaran. Kereta yang mereka bersepuluh tumpangi pun berhenti di sebuah stasiun bawah tanah. Mereka pun merencanakan tempat pertemuan di stasiun lain dan berlari berhamburan menjadi 3 kelompok setelah melihat beberapa polisi telah mendekat.

            Fox bersama Mercy membuat jalur sendiri dengan mengelabui para polisi yang mengejar teman-teman mereka. Tapi saat mereka berlari di pinggir rel kereta. Fox dihadang oleh seorang polisi yang muncul dari salah satu pilar. Fox pun berhadapan dengan polisi itu dan menyuruh Mercy untuk berlari menjauh.

            Tapi Fox gagal mengalahkan polisi itu, ia pun terpental jatuh ke rel dan tak berapa saat kereta pun melindasnya. Walau pun saya meniakan dan tidak percaya. Ternyata Fox telah tewas. Saksi mata pun telah tiada.

            Ketika berhasil keluar dari stasiun. Swan, Ajax, Snow dan Coboy pun dikagetkan oleh geng baseball. The Furies yang ternyata telah menunggu mereka berempat dengan tongkat baseball di luar stasiun. Mereka berempat pun segera lari, tapi Furius masih tetap mengejar mereka.

            Sampai di suatu taman, mereka berempat pun meladeni Furies. Walau Coboy terjatuh dan dapat dikalahkan oleh katua geng Furies dengan tongkatnya. Tapi mereka bertiga, khususnya sang mesin pembunuh, Ajax berhasil membalaskan dendamnya. The Furies pun dapat terkalahkan.

            DJ pun segera menyiarkan kekalahan The Furies lewat radio.

            Mereka berempat pun pergi ke tempat yan telah The Warriors sepakati. Tapi di perjalanan, Ajax berhasil tergoda oleh seorang wanita. Ia pun menyuruh agar teman-temannya pergi, dan dia akan menyusul. Mereka bertiga pun segera meninggalkan Ajax dengan wanita itu. Tapi Ajax baru sadar kalau wanita itu seorang polisi Myanmar saat tangannya telah diborgol dengan kursi taman. Tak lama kemudian, mobil polisi pun datang dan membawa Ajax.

            Disisi lain, Choochise, Vermin dan Rembart yang berhasil meloloskan diri dari para polisi di stasiun malah tertipu daya oleh wanita-wanita The Lizzies. Seperti yang saya ceritakan diatas. Mereka bertiga berhasil keluar dari markas The Lizzies dengan bentrok bersenjata oleh salah satu anggota Lizzies yang ternyata menggunakan pistol.

            Mereka pun menuju ke tempat yang telah mereka sepakati. Tak berapa lama, Snow dan Coboy pun datang membawa tongkat baseball yang mereka ambil dari Furies. Sambil menunggu Swan yang sedang mencari Mercy, mereka pun menceritakan kejadian yang mereka alami, termasuk saat Ajax akan menyusul.

            Ketika bertemu Mercy, Swan pun sadar kalau sebenarnya dia telah diikuti geng Punk dengan ketua bersepatu roda membawa sebilah pisau lipat. Tak lama kemudian, Snow dan keempat temannya datang. Swan pun menyuruh mereka untuk bersembunyi di toilet bersamanya dan Mercy.

            Seperti yang mereka telah duga, geng The Punk pun masuk ke dalam ruang toilet itu. Pertarungan antara The Warriors dengan Punk pun berlangsung dengan kode semprotan pilox orenge dari Rembart pada muka ketua The Punk. Walau pun setelah itu Rembart hanya bisa melihat perkelahian keras teman-temannya melawan Punk.

            Akhirnya The Warriors bisa mengalahkan The Punk juga. Berita itu pun akhirnya juga tersebar oleh DJ radio itu.

            Tanpa diduga, ternya Swan telah mengambil pisau lipat Punk dan mengajak teman-temannya untuk segera melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Di perjalanan, mereka sempat dikejar oleh geng Regues menggunakan mobilnya.

            Pimpinan The Regues pun mengajak The Warriors untuk bertemu di pantai, menyelesaikan permasalahan. Swan pun menyetujuinya.

            Seperti yang telah disepakati, The Warriors bersama Mercy pun menemui The Regues di pantai. Ternyata, disana telah ada gerombolan orang-orang Riffs, yang menganggap The Warriors penjahat utamanya. Tak disangka orang-orang Riffs hanya melihat, dan menyerahkan The Warriors pada The Regues.

            Akhirnya Swan pun berhadapan dengan pimpinan The Regues, mendengar semua ceramahnya dan hanya terkadang menjawab perkataannya. Tak disangka, pimpinan The Regues yang merasa tersudut oleh jawaban Swan yang mengetahui kalau dia lah pembunuhnya.

            Merasa tersudut, pimpinan Regues pun berkata dengan lantang tentang semua perbuatnya pada Cyrus. Setelah itu, ia mengacungkan pistol yang sama untuk membunuh Cyrus pada Swan.

            Tak kehilangan akal, Swan lalu mengambil pisau lipat milik The Punk dan melemparkannya pada tangan pimpinan itu. Pistol pun jatuh dari tangan. Gerombolan Riffs pun langsung menangkap pimpinan beserta gengnya, the Regues.

            Merasa sangat bersalah, pimpinan baru Riff langsung meminta maaf pada The Warriors. Karena telah membuata teman-teman mereka berpisah. Swan pun mengacuhkan perkataan pimpinan Riff itu dan mengajak The Warriors untuk pulang.

SELESAI

            Begitulah ekspektasi saya mengenai alur film tersebut.



MENURUT SAYA:

        1. As The Warriors di game ada, sedangkan di film tidak diceritakan

            2. Geng Destrozed di game seperti musuh bebuyutan bagi The Warriors, tapi di film sama sekali tidak pernah ada kontra

            3. Perlombaan pylox yang diadakan Hi Hats dan level-level awal pada game dilakukan sebelum pertemuan besar

            4. Kalau di game kapten baseball memakai seragam hitam, di film semua Furies memakai seragam baseball putih

            5. Latar film The warriors kebanyakan berada di stasiun

            6. Lebih banyak aksi pelarian, dan

            7. Persahabatan di film ini begitu kental

——

Sekian bedah film dari saya,

09 Desember 2012

Ternyata udah Desember, ya?



@absurddin

Aji Tofa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah-Kisah Kebetulan di Fargo

Bagaimana jadinya ketika bapak-bapak korban perundungan tidak sengaja curhat pada seorang pembunuh? Pembunuh itu segera memberi pelajaran pada perundung, mengajak bapak itu bangkit, dan melibatkannya dalam kasus pembunuhan lainnya.      Begitulah Serial Fargo, kata kuncinya adalah “tidak sengaja” yang akhirnya bermuara pada “kasus pembunuhan”. Serial TV ini selalu memberi gimik di awal episode, bahwa diadaptasi dari kejadian nyata, korban yang selamat namanya disamarkan dan bla-bla-bla, seolah ini berasal dari kisah nyata. Tapi terserah kalian mau percaya atau tidak. Yang jelas serial yang telah sampai season 4 ini diadaptasi dari sebuah film dengan judul yang sama “Fargo” yang rilis pada 1996. Film Fargo: latar waktu 1995 Jerry bernegosiasi dengan calon penculik ( sumber gambar )      Film ini bercerita tentang Jerry, seorang menantu resah karena bos yang juga merupakan mertuanya sering menyinggung ketidaksuksesan dirinya. Tanpa sepengetahuan istrinya, si menantu menyewa 2 orang kri

Mati di Jogjakarta beserta Alasannya

Mati di Jogjakarta , sebuah antologi cerpen karya Egha De Latoya. Masih ingat ketika di Bandung akhir tahun 2022, masuk Gramedia aku hanya berpikir bahwa perlu beli buku. Tidak tahu mau beli buku seperti apa, tapi yang jelas adalah buku fiksi. Sederhana, karena buku yang terkahir aku baca (bukan karena suatu tugas atau pekerjaan) adalah buku non fiksi, yaitu Filosofi Teras. Beberapa alasan akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini adalah: Kecil dan tidak tebal Mungkin kata “tidak tebal” lebih tepat diganti dengan “tipis”, tapi menurutku buku ini tidak tipis-tipis banget. Ini penting karena sampai tulisan ini aku ketik, aku masih tidak percaya diri akan bisa selesai membaca buku-buku tebal. Sepaket alasan, aku pikir ukuran yang kecil akan memuat tulisan yang tidak terlalu banyak dalam setiap halamannya. Sehingga target minimal membaca 10 halaman setiap hari tidak begitu berat. Remeh banget ya hehe . Aku juga sudah berpikir bahwa buku yang aku beli akan sering masuk tas dan dibaca

Budi Pekerti Coldplay di Plaza Senayan

 Sepuluh hari yang lalu, Rabu 15 November 2023, hari Coldplay tampil di Gelora Bung Karno. Saya jalan ke luar kantor, ke arah kerumunan calon penonton Coldplay, dan memutuskan untuk menonton Film Budi Pekerti di Plaza Senayan. Memang cara orang untuk mendapatkan kesenangan berbeda-beda. Ada orang yang senang dengan melihat artis luar negeri, orang yang berhasil mengundang artis luar negeri, orang yang senang dengan menghibur orang lain, orang yang senang berada dalam kerumunan, orang yang senang ketika berdagang dalam kerumunan, dan saya orang yang saat itu senang menghindari kerumunan. Bioskop di Plaza Senayan barang kali adalah bioskop paling eksklusif yang pernah saya datangi. Sepertinya tidak ada kecurigaan dari satpam melihat kemungkinan saya membawa makanan dalam tas yang berisi grill pan hadiah gathering yang siang itu saya ambil dari kantor. Bioskop pertama yang menolak uang tunai saya untuk membeli tiket. Bagus, padahal nominal yang harus saya bayar adalah 50000. Nominal y