Langsung ke konten utama

This is Yogyakarta


9 tips Anti Klitih

 

“Mengapa seekor semut pergi dari sarangnya, mengapa lebah keluar dari koloninya, mengapa burung pergi dari sangkarnya? Mereka ingin mencari. Mencari makanan? Minuman? Atau cabe-cabean? Entah apa alasan mereka keluar. Tapi saat mereka mendapatkan apa yang mereka ingin. Mengapa mereka harus kembali ke rumahnya? Renungkan, man.

Seperti halnya kita, yang keluar dari Pintu Kamar, melewati pintu rumah, entah sebelumnya melewati pintu kamar mandi, ingin melewati pintu sekolah, lalu masuk ke pintu kelas. Apa itu tujuan kita? Entah, man. Setelah sampai, kita berpikir bagaimana cara kita masuk ke pintu kamar lagi. Kembali...”

Ya, itu abstraksi-nya, ya man.

Nama saya Aji. Saya sekolah di SMK *ua Yogyakarta, di Yogyakarta. Di Jogja itu cuacanya ekstrim. Saat pulang sekolah, Jogja hujan deras. Kalau lu pakai motor tapi tidak pakai mantrol, pakaian lu akan basah semua. Kelen ya, man. #TIY, This is Yogyakarta.

Saat pakaian lu basah. Lu mungkin berpikir “Basahnya pakaian ini. Karena saya menuntut ilmu di Yogyakarta. Saya sekolah di kota. Sayang sekali, teman-teman saya yang sekolah di Bantul tidak bisa merasakan ini.” Dan jika lu bangga dengan bukti basahnya pakaian lu itu pertanda bahwa lu sekolah jauh-jauh di Jogja. Itu salah, man.

Hujan di Jogja itu regional banget, man. Private Raining. Kalau ibarat grub facebook, itu jenis grub tertutup. Batas hujan dan batas kering sinar matahari, akan terasa banget saat lu telah berada di batas kota Jogja-Bantul, man.

Basahnya pakaian yang lu banggakan pun akan sirna, man. Kalau sudah melewati Pasar Bantul. Dan lu nggak akan bisa bilang pada kedua orang tua lu “Tadi saya pulang sekolah kehujanan.”

Di Jogja juga, saya dihinggapi rasa waspada dari penglitih yang mengancam. Apa lagi saat telah saya mendengar-kan sebuah anekdot yang dibacakan oleh teman saya(Kahar) yang bertemakan Klitih di Jogjakarta.

Saat beliau membacakan anekdotnya, saya mencerna kata demi kata yang saya anggap masih layak untuk dicerna. Akhirnya saya pun mendapatkan #9tipsAntiKlitih yang mungkin aman. Yaitu:

1.       Jangan menyebutkan tempat tinggal dan tujuan anda pada orang yang tidak anda kenal

2.       Jangan menyebutkan tempat anda dan ayah anda bersekolah

3.       Jangan keluar malam sendirian tanpa tujuan yang jelas

4.       Pakailah sepeda, jika anda tidak ingin motor anda di klitih

5.       Gunakan perlengkapan mengendara dengan lengkap dan benar

6.       Jadilah pelopor ke selamatan di jalan

7.       Hargailah pejalan kali dan pengendara sepeda

8.       Jangan mengoperasikan handphone saat berkendara

9.       Handphone harap di non-aktifkan saat ada khotbah

                Kampretnya, saat saya pulang sekolah dengan kedua teman saya sebut saja mereka Bunga. Bunga Juplek dan Bunga Jarko. Waktu itu kami pulang dari sekolah agak sore. Pada saat kami bertiga baru keluar dari gedung sekolah, kami dihampiri seorang lelaki yang katanya adalah teman dari siswa-siswa tempat kami sekolah.

                Dia bilang tentang pengklitihan, penusukan saat berkendara, dan salah satu dari teman kami ada yang menjadi korban. Jujur, kami bertiga tidak mengenalnya, dan pada saat dia bertanya “Kalian sekolah dimana, rumah kalian dimana?” Saya berpikir, apakah dia Penglitih?

                Kampret, saya mau jawab apa? Kalau saya menerapkankan #9tipsAntiKlitih. Saya terlihat bodo banget. Masa saya jawab “Saya sekolah di SMP 1 Pandak, mas.” Padahal ini masih di komplek SMK, kampret.

                Mungkin saya akan dibunuh oleh kedua teman saya sendiri. Lalu dijadikan tumbal. Biar kedua teman saya selamat sampai tujuan mereka. Pulang.

                Entah latar belakang mas-mas itu seorang SPG atau bukan. Yang jelas kata-kata yang diucapkannya itu banyak banget seperti bercerita panjang lebar mengandung unsur 5W+1H, sampai saya merasa terharu dan terketuk hati saya walau pun banyak kata yang saya tidak tau. Tapi karena saya sudah terlanjur merasa terpojok, saya pun hanya mengangguk-angguk dan berpikir “Apakah dia The Next Mentalis?”#Pesimisthinking

                Akhirnya kami memberi dana solidaritas dan buru-buru pulang. Sejak saat itu, sebisa mungkin saya menghindari pulang sore. Karena saat sore hari, lalu lintas Yogyakarta akan semakin ketat walau pun cuma padat merayap.

 

        #TIY

                Bantul, 7 Maret 2014

 

                @absurddin

# Sebenarnya tulisan ini bisa menjadi alasan supaya tidak ikut ekstra #

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah-Kisah Kebetulan di Fargo

Bagaimana jadinya ketika bapak-bapak korban perundungan tidak sengaja curhat pada seorang pembunuh? Pembunuh itu segera memberi pelajaran pada perundung, mengajak bapak itu bangkit, dan melibatkannya dalam kasus pembunuhan lainnya.      Begitulah Serial Fargo, kata kuncinya adalah “tidak sengaja” yang akhirnya bermuara pada “kasus pembunuhan”. Serial TV ini selalu memberi gimik di awal episode, bahwa diadaptasi dari kejadian nyata, korban yang selamat namanya disamarkan dan bla-bla-bla, seolah ini berasal dari kisah nyata. Tapi terserah kalian mau percaya atau tidak. Yang jelas serial yang telah sampai season 4 ini diadaptasi dari sebuah film dengan judul yang sama “Fargo” yang rilis pada 1996. Film Fargo: latar waktu 1995 Jerry bernegosiasi dengan calon penculik ( sumber gambar )      Film ini bercerita tentang Jerry, seorang menantu resah karena bos yang juga merupakan mertuanya sering menyinggung ketidaksuksesan dirinya. Tanpa sepengetahuan istrinya, si menantu menyewa 2 orang kri

Mati di Jogjakarta beserta Alasannya

Mati di Jogjakarta , sebuah antologi cerpen karya Egha De Latoya. Masih ingat ketika di Bandung akhir tahun 2022, masuk Gramedia aku hanya berpikir bahwa perlu beli buku. Tidak tahu mau beli buku seperti apa, tapi yang jelas adalah buku fiksi. Sederhana, karena buku yang terkahir aku baca (bukan karena suatu tugas atau pekerjaan) adalah buku non fiksi, yaitu Filosofi Teras. Beberapa alasan akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini adalah: Kecil dan tidak tebal Mungkin kata “tidak tebal” lebih tepat diganti dengan “tipis”, tapi menurutku buku ini tidak tipis-tipis banget. Ini penting karena sampai tulisan ini aku ketik, aku masih tidak percaya diri akan bisa selesai membaca buku-buku tebal. Sepaket alasan, aku pikir ukuran yang kecil akan memuat tulisan yang tidak terlalu banyak dalam setiap halamannya. Sehingga target minimal membaca 10 halaman setiap hari tidak begitu berat. Remeh banget ya hehe . Aku juga sudah berpikir bahwa buku yang aku beli akan sering masuk tas dan dibaca

Budi Pekerti Coldplay di Plaza Senayan

 Sepuluh hari yang lalu, Rabu 15 November 2023, hari Coldplay tampil di Gelora Bung Karno. Saya jalan ke luar kantor, ke arah kerumunan calon penonton Coldplay, dan memutuskan untuk menonton Film Budi Pekerti di Plaza Senayan. Memang cara orang untuk mendapatkan kesenangan berbeda-beda. Ada orang yang senang dengan melihat artis luar negeri, orang yang berhasil mengundang artis luar negeri, orang yang senang dengan menghibur orang lain, orang yang senang berada dalam kerumunan, orang yang senang ketika berdagang dalam kerumunan, dan saya orang yang saat itu senang menghindari kerumunan. Bioskop di Plaza Senayan barang kali adalah bioskop paling eksklusif yang pernah saya datangi. Sepertinya tidak ada kecurigaan dari satpam melihat kemungkinan saya membawa makanan dalam tas yang berisi grill pan hadiah gathering yang siang itu saya ambil dari kantor. Bioskop pertama yang menolak uang tunai saya untuk membeli tiket. Bagus, padahal nominal yang harus saya bayar adalah 50000. Nominal y