Oke, saya mulai di hari terakhir. Hari Senin. Hari dimana nanti, kami berempat
akan menunjukan seni melawak tunggal dari kelas kami yang akan menjadi stand up
comedy pertama untuk sekolah kami. Setidaknya untuk beberapa tahun terakhir
ini.
Entah apa yang
teman-teman saya siapkan pagi harinya. Tapi yang jelas kami semua (murid kelas
9, laki-laki) diharuskan untuk memakai baju putih lengan panjang serta celana
hitam.
#SKIP
Akhirnya wisuda selesai,
mayoritas orang tua wali sudah pulang. Dan kami pun foto dengan tropi MILIK
ARIF. Karena laki-laki dari kelas saya yang dapat piala cuma Arif.
Hitung-hitung pengalaman pegang piala.
Penampilan Stand Up
Comedy kami berada pada urutan ke-23-an kalau tidak salah. Dan itu membuat kami
pesimis. Apakah mereka masih minat menyaksikan penampilan kami pada waktu-waktu
tersakhir.
Sedangkan Arif dengan
band-nya berada pada urutan kedua, kalau gak salah juga.
#SKIP
Setelah Arif tampil
dengan band-nya. Kami berempat pun latihan, gladi bersih di salah satu ruang
kelas 7. Dan untungnya, ada beberapa teman kami yang mau menyaksikan gladi
bersih kami. Sehingga kami berempat bisa merasakan kalau materi yang kami
sampaikan memang lucu. Sekaligus tes mental.
Gladi bersih berjalan
lumayan lancar. Menambah yakin kepastian penampilan kami nanti.
Setelah selesai gladi
bersih. Kami kambali menyaksikan pentas seni dari masing-masing perwakilan
kelas, ada band, menari, paduan suara dsb. Kami pun masih menyempatkan untuk
menyuruh beberapa teman dan guru kami supaya nanti tetap tertawa. Lucu maupun
tidak lucu.
Tidak kami sangka.
Karena beberapa kelompok masih belum siap untuk naik ke panggung. Kami
mempunyai kesempatan untuk langsung tampil pada urutan ke-13an. Kami pun
menyanggupinya.
MC memanggil kami “Dari
pada... blablabla. Sekarang mari kita saksikan stand up comedy dari kelas 9 D.”
Giliran kami pun dimulai. Saya sendiri melihat
antusiasme mereka. Teman-teman pada tepuk tangan dan bersorak. Dan guru-guru
yang sedari tadi cuma duduk di kantor. Mulai keluar untuk menonton kami
berempat. Gila... segitunya, man.
Saya dan Arif pun duduk
di kursi belakang, tapi tetap diatas panggung.
Sedangkan Sopan dan Bagas maju untuk memwakan MC
khusus stand up kami. Saya tahu, mereka berdua grogi. Khususnya Bagas. Tapi,
syukurnya lawakan MC mereka berdua tetap menuai tawa dari mereka yang menonton
kami.
Walau pun ada sebagian kata yang kurang pecah karena
tertutup tawa penonton. Itu salah saya, saya lupa memberi tahu mereka berdua
untuk memberi waktu penonton tertawa sebelum melanjutkan kalimatnya.
Setelah beberapa saat mereka berdua menjelaskan
tentang stand up comedy. Sekarang giliran saya untuk membuat tawa.
Saya pun stand up. Awalnya grogi banget. Karena
respon mereka baik, saya pun mulai melempar bit-bit saya tentang Arif, mengejek
guru, ciri orang ganteng, film dan bit yang mengarah pada orang MAHO (Manusia
Homo.)
Walau ada sebagian bit saya tentang film yang lupa,
saya tetap lanjut. Dan menyampaikannya setelah saya ingat kembali, tentu saja
dengn improvisasi. Dan, parahnya saat saya disebut tidak ganteng saat
membawakan bit ciri orang ganteng oleh teman saya. Saya pun tidak tinggal diam
dengan menjawab hackling-nya.
Ada pula saat saya meniru gaya KamSeUpay-nya Bang
Muslim. Ada orang yang sudah tahu kalau saya cuma copy paste, dan mulai membuat
rusuh perform saya. Dengan improvisasi saya jawab jujur saja, kalau ini memang
cuma copy paste, sambil bilang “bodo amat” kalau ada yang rusuh.
Selama 6 menitan saya stand up. Terus dilanjtkan
Arif yang sepertinya agak ngeblank. Tapi tetap bisa membuat tawa penonton
dengan bit orang homo dan lainnya.
Setelah penampilan kami selesai. Kami pun turun dari
panggung dengan sorak dan tepuk tangan para penonton. Kami juga disalami oleh
guru-guru yang memuji keberanian kami untuk menuai tawa lewat Stand Up Comedy
yang baru open mic tadi malam.
Inilah
pengalaman pertama kami stand up comedy di depan 600-an lebih, dan mereka
adalah orang yang kebanyakan belum tahu apa itu stand up comedy.
Terimakasih untuk...
Kepada Allah, yang telah... telah banyak sekali
membantu kami.
Kepada ketiga orang teman saya, Arief, Bagas dan
Sopan. Yang telah bersedia mewujudkan sebuah pengalaman ini.
Kepada mereka yang menjadi inspirasi, yang membantu
dan yang menjadi materi stand up comedy kami.
Kepada teman-teman, khususnya kelas 9, dan khususnya
9 D. Nanda Cs. Cs-nya siapa saja? bodo amat, banyak kalau saya sebutkan satu
persatu.
Yang
telah mendukung kami. Bersedia tertawa untuk kami. Walau pun saat saya ajak
ikut stand up kebanyakan alasan. Tapi saya tetap menghargai kalian sebagai
orang-orang yang mendukung dibelakang kami.
Kepada
OSIS yang bisa merealisasikan semua ini. Dan masih banyak lagi...
Bantul, 04
Juli 2013
@danMasihAji
#Mungkin Ini Catatan Saya yang Paling Panjang#
Komentar
Posting Komentar