Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

FKY 30

Aku sekolah di Jogja sejak SMA sederajat, STM. Tapi baru dua tahun yang lalu, kali pertama ku datang ke FKY, Festival Kesenian Yogyakarta. FKY 28. Aku kurang tertarik dengan pasar malam. Pilihanku pas STM kalau mau berkegiatan malam di Jogja, ya pulang dulu ke Bantul terus ke Jogja lagi. Atau ku pikir lebih males lagi ke FKY gak usah pulang, tapi pakai seragam STM, tas isi laptop dan yang paling males adalah rambut 121. Multimedia kok cetak’an... Awh, dah lah ya, pilihanku juga, sekolah di STM. FKY 28 itu di Condong Catur, Sleman. Ku pergi ke sana, dengan teman maba. Aku sudah bukan civitas akademika STM lagi. Tapi tetap, rambutku masih tilas 121. Ku pikir bukan tentang bangga “aku alumni STM”, tapi aku menyikapi aturan Ospek terlalu kaku. Efek STM... FKY 29 itu di Pyramid, Jalan Parangtritis. Bantul, bung. Tapi aku tidak menyempatkan mampir ke sana. Karena apa? Rahasia... J Kembali ke FKY 30. Jumat, 27 Juli. Kawan kuncen UKMP sepakat berangkat ke FKY setelah Maghrib, wal

Notulensi Temu Dlogog

Sabtu, 21 Juli 2018. Aku renang di siang hari. Entah apa motivasiku, menjelang sore harinya, ku datang ke sekre UKMP. Ya, aku hanya berpikir hari itu ku perlu datang karena Minggunya aku tidak bisa ke sana. Ya, sepi, maklumlah. Beberapa orang mulai muncul, dan pergi lagi. Ya, sepi, maklumlah. Sampai akhirnya Kang Has cerita kalau helm-nya sore ini hilang. Hmmm... aku kaget, dengan kagetku yang biasa saja. Karena kulihat dia biasa saja, alhamdulillah . Walau jika aku yang mengalami kehilangan helm, walau pun aku tidak terlalu kaget, mungkin aku bakal panik. Dan dia akan peduli. Tapi untungnya (kupikir) dia cukup terlatih dalam mengalami masalah, tidak butuh waktu lama ia menemukan solusi untuk membeli helm baru. Bersamaan dengan kepanikan yang santai itu, sebuah grup WA mulai membuatku kepikiran. Owh iya, malam ini ada rencana ketemu bareng kawan-kawan kelas di STM. Mereka ngajak ketemu jam 19.00. Awh, kupikir juga bakal molor. Dan, ya... pikirku membantu Kang Has -meminjaminya

Berbeda

Tidak seperti biasa, hari itu aku pulang sore. Bersama banyak orang lain yang juga pulang sore. Juga tidak seperti biasa, sore itu aku memutuskan untuk menggunakan jalur yang biasa digunakan banyak orang lain di sore hari. Ya benar jalannya ramai. Terlepas dari perasaanku yang kupikir sempat kacau hari itu. Awh, sepertinya aku memiliih melewati riuhnya jalan umum hanya karena aku pengen punya alasan untuk mengumpat di sore itu. Kupikir lagi keputusan untuk pulang sore bersama orang-orang umum di jalan yang umum kali itu adalah untuk menilai seberapa tidak umum aku dan apakah ketidakumumanku ini patut untuk dipertahankan. Dan ya, aku merasa bangga pada diriku. Ternyata jalan yang selama ini biasa aku gunakan untuk pulang merupakan jalan yang lebih nyaman untukku, tapi entah lebih cepat atau tidak. Toh secara waktu, aku juga jarang pulang berbarengan banyak orang lain pulang. Tapi ya, itu yang aku rasakan. Aku juga tidak ingin memaksa atau menyarankan banyak orang untuk men